Arab Saudi jajaki penguatan kerja sama sektor tambang

id indonesia-arab saudi,kerja sama,industri,pertambangan,produk halal,energi terbarukan

Arab Saudi jajaki penguatan kerja sama sektor tambang

ilustrasi, Lokasi pertambanga nikel PT Graha Mining Utama (GMU) di Desa Siumbatu, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulteng, Senin (7/4/2025). ANTARA/HO-Jaringan Advokasi Tambang

Jakarta (ANTARA) - Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Bandar Al-Khorayef, dijadwalkan melakukan kunjungan resmi ke Indonesia dalam waktu dekat. Kunjungan ini bertujuan untuk menjajaki sekaligus memperkuat kerja sama strategis kedua negara, terutama di sektor industri dan pertambangan.

Dalam pernyataan resmi yang diterima pada Minggu (13/4), Kementerian Industri dan Sumber Daya Arab Saudi menyebutkan bahwa Al-Khorayef akan menggelar pertemuan dengan sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral serta Menteri Perindustrian.

“Selama kunjungannya, Yang Mulia akan bertemu dengan sejumlah pejabat penting sektor publik, termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Menteri Perindustrian RI,” tulis pernyataan tersebut.

Baca juga: Wamendiktisaintek: Perlu kajian tepat untuk wacana kampus kelola tambang

Arab Saudi melihat potensi besar kerja sama jangka panjang di sektor pertambangan Indonesia, yang pada tahun fiskal terakhir mencatat nilai ekspor bahan bakar mineral lebih dari 67 miliar dolar AS (setara Rp1.124 triliun). Di sisi lain, nilai impor sektor ini mencapai sekitar 38 miliar dolar AS.

Al-Khorayef juga dijadwalkan bertemu dengan pelaku industri tambang dalam negeri, salah satunya adalah Febriany Eddy, Direktur Utama dan CEO Vale Indonesia — perusahaan tambang yang sebagian sahamnya dimiliki Arab Saudi. Investasi Riyadh di perusahaan tersebut disebut membuka pintu bagi eksplorasi lebih luas serta pengembangan infrastruktur untuk mendukung kebutuhan energi bersih dan transisi energi terbarukan.

Tak hanya sektor tambang, kunjungan Al-Khorayef juga akan memperkuat kerja sama bilateral di sektor produk halal dan industri makanan. Indonesia dan Arab Saudi sebelumnya telah meneken nota kesepahaman (MoU) tentang jaminan produk halal dan pengakuan sertifikasi halal timbal balik pada Desember 2023. Kesepakatan ini diyakini akan memperluas akses produsen halal Indonesia ke pasar Saudi dan kawasan Teluk.

Arab Saudi sendiri tengah membangun Jeddah Food Cluster, pusat produksi makanan halal yang terintegrasi dengan pelabuhan ekspor utama. Lokasi ini dirancang untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar halal terbesar di dunia.

Kementerian Arab Saudi menyebut kunjungan ini sebagai sinyal positif terhadap masa depan hubungan kedua negara.

“Kunjungan Yang Mulia Bandar Al-Khorayef ini menandai babak baru dalam hubungan kedua negara, dengan fokus pada inovasi, pembangunan berkelanjutan, dan kerja sama di sektor-sektor strategis,” tegas pernyataan tersebut.

Selain tambang dan produk halal, pembahasan juga akan mencakup peluang kerja sama di bidang energi terbarukan, infrastruktur, hingga pertukaran keahlian industri.

Baca juga: Asosiasi nikel tolak ormas agama dan universitas kelola lahan tambang



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri Industri Saudi akan kunjungi RI, jajaki penguatan kerja sama