Terduga positif COVID-19 di Kulon Progo bertambah tiga orang

id COVID-19,Kulon Progo,Dinkes Kulon Progo

Terduga positif COVID-19 di Kulon Progo bertambah tiga orang

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Jumlah terduga positif COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertambah tiga orang karena hasil tes cepat menunjukkan positif atau reaktif.

"Yang ada adalah kami mengirim tiga orang warga, yakni dua orang dari Kecamatan Sentolo dan satu orang dari Kecamatan Kalibawang untuk pemeriksaan swab ke RSUD Wates karena rapid test-nya reaktif," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Senin.

Hingga Senin ini, jumlah warga diduga positif corona berdasarkan rapid test di Kulon Progo sebanyak empat orang.
 
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami. (Foto ANTARA/Sutarmi)


Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami juga mengatakan petugas kesehatan telah memeriksa 13 santri dari salah satu pondok pesantren di Magetan, Jawa Timur.

Hasilnya dua orang postif setelah menjalani rapid test. Salah satunya warga Gulurejo, Kecamatan Lendah, yang sudah dibawa ke RSUD Wates pada Sabtu (25/4).

"Kami akan mengecek lagi apakah semuanya sudah menjalani rapid test belum. Yang jelas, dua orang dinyatakan positif dari hasil rapid test. Dua orang ini sudah dibawa ke RSUD Wates untuk menjalani swab test," kata Sri Budi.

Ia mengatakan jumlah positif COVID-19 di Kulon Progo masih tetap dua orang, satu bayi umur empat bulan, dan satu orang anak buah kapal (ABK). Sedangkan yang lainnya masih sebatas positif hasil rapid test.

Selain itu, ada dua orang dari Klaster Gowa yang datang ke Kulon Progo juga positif setelah rapid test.

"Setelah hasil rapid test hasilnya positif, kami akan melakukan isolasi ketat. Kemudian dibawa ke RSUD Wates menjalani uji laboratorium swab test. Meski hasil rapid test positif belum bisa dikatakan terkonformasi positif COVID-19, tetapi menjadi kewaspadaan bagi kami," katanya.

Sri Budi Utami mengatakan isolasi bagi warga yang positif hasil rapid test dilakukan di rumah, hanya saja demi keamanan bersama, maka yang bersangkutan dievakuasi untuk menjalani isolasi di RSUD Wates.

Hal ini karena tidak semua masyarakat siap melakukan isolasi mandiri, begitu juga di tingkat desa, dan kecamatan, sehingga isolasi dilakukan di RSUD Wates.

"Namun demikian, kalau nanti ruang isolasi di RSUD Wates penuh dan ada pasien yang membutuhkan, maka terpaksa akan kami pikirkan," katanya.