Sleman (ANTARA) - Pementasan daring (online) perdana Sendratari Ramayana Prambanan, yang digelar PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), pada Sabtu (5/9/2020) malam sukses disaksikan puluhan ribu penonton.
"Pertunjukan daring yang terselenggara atas kerja sama TWC dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Mumbai dan didukung KBRI New Delhi serta Kementerian Luar Negeri RI ini berlangsung dengan lancar dan gemilang," kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan TWC Hetty Herawati di Sleman, DIY, Minggu.
Menurut dia, pertunjukan Sendratari Ramayana ini diadakan untuk memperingati hubungan bilateral India-Indonesia yang telah berlangsung selama 71 tahun.
"Pertunjukan yang sebelumnya ditiadakan sejak awal Maret 2020 akibat pandemi COVID-19 ini mendapat sambutan yang hangat dan istimewa dari para penggemarnya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri," katanya.
Ia mengatakan, sebanyak 35 ribu penonton terpantau mengakses akun Youtube
@BorobudurPark yang menayangkan siaran langsung pertunjukan ini.
"Selain itu, pertunjukan daring ini juga disaksikan oleh ratusan warga India melalui aplikasi Zoom," katanya.
Sebanyak 60 penari serta 20 pemain gamelan berpadu dalam sajian menawan pada pertunjukan yang berlangsung selama kurang lebih 60 menit di Open Teater Ramayana Prambanan.
Pertunjukan yang ada sejak 1961 ini menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, seperti penggunaan pelindung wajah (face shield) oleh penari serta adanya penyesuaian gerakan tari, terutama pada bagian kontak tubuh antarpenari.
"Walau tidak ada sentuhan, namun chemistry-nya tetap harus dibangun, misalnya lewat tatapan mata atau gestur tubuh. Jadi, tidak harus bersentuhan tapi tetap bisa membangun keromantisan antara Rama dan Shinta," kata Tutu Wisti Sabila, pemeran Shinta dalam pementasan Sendratari Ramayana ini.
GM Teater Pentas Ramayana Chrisnamurti Adiningrum mengatakan bahwa pentas kali ini berbeda dengan biasanya.
"Kami persiapkan selama hampir dua minggu. Terdapat penyesuaian untuk memenuhi protokol kesehatan seperti pembatasan jumlah penari. Hal ini kami lalui untuk menunjukkan bahwa Sendratari Ramayana itu masih ada. Semoga kita bisa melalui situasi ini dan dapat merilis pertunjukan kembali," katanya.