Basarnas menghentikan sementara penyelaman puing SJ 182 karena cuaca buruk

id Sriwijaya Air jatuh

Basarnas menghentikan sementara penyelaman puing SJ 182 karena cuaca buruk

Prajurit Kopaska TNI AL mengangkat serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dari dasar laut saat proses SAR pesawat tersebut di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (16/1/2021). Tim SAR gabungan pada hari kedelapan kembali melakukan pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) atau perekam suara kokpit pesawat yang jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang Sabtu (9/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menghentikan sementara penyelaman untuk mencari puing dan korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu karena cuaca buruk.

"Begitu siang sudah tidak memungkinkan karena kecepatan angin sampai 26 knot itu berbahaya untuk rekan-rekan kita, apabila memaksakan untuk menyelam,” ujar Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Rasman MS, di Dermaga JICT 2 Jakarta, Senin.

Dengan demikian, katanya, penyelaman untuk kegiatan tersebut hanya dapat terlaksana pagi pagi hari, ketika cuaca masih cerah berawan.

Rasman mengatakan jika penyelaman dilakukan, konsekuensinya temuan tidak akan begitu banyak sebab temuan di lokasi pencarian yang dipersempit akan menjadi sangat berkurang.



Meski demikian, katanya, pencarian menggunakan sarana yang ada dari sektor laut dan udara tetap berlanjut.

Pada pencarian hari kesepuluh mulai Senin pagi hingga siang, didapati dua kantong jenazah dan puing pesawat Sriwijaya Air masing-masing dari KRI Rigel dan kapal Bakamla RI.

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC SJ-182 yang menerbangi rute Jakarta-Pontianak pada Sabtu, 9 Januari 2021, jatuh di wilayah perairan Kepulauan Seribu.

Pesawat Boeing 737-500 yang lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, pada Sabtu (9/1) pukul 14.36 WIB itu menurut data manifes membawa 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.
 

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024