PABSI persilakan Eko Yuli berlatih terpisah dengan pembiayaan mandiri

id Eko Yuli Irawan,PB PABSI,Pelatnas Angkat Besi,Olimpiade Tokyo

PABSI persilakan Eko Yuli berlatih terpisah dengan pembiayaan mandiri

Eko Yuli Irawan mengunjungi Kantor Komite Olimpiade Indonesia (KOI) di Jakarta, Senin (29/3/2021). (ANTARA/HO-KOI)

Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) mempersilakan Eko Yuli Irawan berlatih di luar pelatnas, hanya saja harus menanggung semua biaya untuk kebutuhan pelatihan secara mandiri tanpa bantuan APBN.

Wakil Ketua Umum PB PABSI Djoko Pramono mengatakan bahwa federasinya hanya mengikuti aturan yang sudah disepakati dalam nota kesepahaman (MoU) tentang anggaran pelatnas dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

“Dia mau latihan di sini (pelatnas) silakan, mau latihan sendiri di luar silakan, tetapi tidak bisa pakai uang APBN karena uang APBN ada aturannya. Yang membuat aturan bukan PABSI tapi pemerintah,” kata Djoko saat ditemui di Pelatnas Angkat Besi, Jakarta, Senin.

Apabila Eko memutuskan untuk berlatih di luar pelatnas, lanjut Djoko, ia perlu menyampaikan keputusannya secara tertulis kepada federasi.

PB PABSI dan Kemenpora telah menandatangani MoU anggaran bantuan pelatnas 2021 pada 6 April lalu. Nama Eko Yuli masuk ke dalam daftar atlet penerima pemberian fasilitas pelatnas dari Kemenpora.

Menurut Djoko, jika Eko nantinya memutuskan mundur dari pelatnas maka kesepakatan yang tertulis dalam MoU itu perlu direvisi dan nama Eko harus dicoret karena dia tidak mempunyai hak menerima anggaran dari pemerintah.

PB PABSI juga tak mau ambil risiko sebab jika melanggar aturan bisa menjadi temuan dan bermasalah, baik bagi federasi maupun Kemenpora.

“Iya jadi (MoU harus direvisi kalau dia mau latihan di luar). Dan Eko tidak punya hak lagi menerima anggaran pemerintah,” ujarnya.

“Apalagi kami setiap dua bulan ini diperiksa BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).”

Polemik antara PABSI dan Eko Yuli berawal saat sang atlet meminta dihadirkan pelatih Lukman untuk persiapan menuju Olimpiade Tokyo.

Namun PABSI tak bisa memenuhi permintaannya itu karena federasi tidak mau ambil risiko melanggar ketetapan dan aturan pemerintah terkait pemberian fasilitas atlet pelatnas.

Eko sudah menjalani latihan mandiri sejak awal tahun. Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bahkan ikut turun tangan untuk mencari jalan tengah atas masalah yang dihadapi sang atlet. KOI akan berupaya untuk mencarikan sponsor dan mendatangkan pelatih Lukman untuk kebutuhan Eko menuju Olimpiade Tokyo.