489 peserta akan bersaing pada MTQ Yogyakarta

id MTQ,yogykarta

489 peserta akan bersaing pada MTQ Yogyakarta

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat membuka MTQ ke-29 Kota Yogyakarta, Jumat (26/11/21). ANTARA/HO-Humas Pemkot Yogyakarta

Yogyakarta (ANTARA) - Sebanyak 489 peserta yang mewakili seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta, 14 kecamatan, bersaing untuk menjadi yang terbaik dalam delapan cabang Musabaqah Tilawatil Quran ke-29 Kota Yogyakarta dan nantinya mewakili Kota Yogyakarta di tingkat DIY.

"Kami bersyukur, meskipun masih dalam masa pandemi COVID-19, tetap dapat menyelenggarakan kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) untuk memilih wakil yang akan bersaing di tingkat DIY," kata Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Maskur Azhari di Yogyakarta, Jumat.

Bahkan, lanjut dia, antusiasme masyarakat untuk menjadi peserta MTQ masih cukup tinggi dengan kontingen terbanyak berasal dari Kecamatan Gondomanan sebanyak 48 peserta.

Maskur pun memastikan seluruh kegiatan yang akan berlangsung selama dua hari, 25-26 November, menerapkan protokol kesehatan ketat.

"Seluruh peserta, pendamping dan panitia menjalani rapid test antigen untuk memastikan semua rangkaian kegiatan bisa diselenggarakan dengan lancar dan aman," katanya.

Rangkaian kegiatan MTQ ke-29 Kota Yogyakarta digelar di beberapa lokasi, yaitu di Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY serta di kompleks SD Muhammadiyah 2 Yogyakarta dan acara pembukaan digelar di kompleks Balai Kota Yogyakarta.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi yang membuka acara menyebut, MTQ merupakan wadah untuk memacu semangat masyarakat dalam kegiatan tilawah, hafalan, dan pendalaman Al Quran.

"Kegiatan yang bersifat kolosal dan syarat dengan syiar Islam ini akan menjadi sia-sia apabila tidak meninggalkan bekas dan pengaruh di tengah masyarakat," katanya.

Ia pun berharap, MTQ bisa meningkatkan kadar keimanan umat Muslim di Indonesia.

"MTQ juga menjadi senjata ampuh untuk menangkal sekaligus menjadi benteng dari berbagai dampak negatif dari pergaulan di lingkungan generasi muda," katanya.

Ia menambahkan, dengan menjadi generasi yang qurani, maka generasi muda Muslim harus mampu mewujudkan nilai-nilai Al Quran untuk kemajuan bangsa dan negara.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024