Kolaborasi Kementan dan DPR dukung milenial Cilacap olah potensi biofarmaka

id kementan,dpr

Kolaborasi Kementan dan DPR dukung milenial Cilacap olah potensi biofarmaka

Bimtek bertema "Budidaya Tanaman Biofarmaka dan Prospek Bisnis Jamu" (ANTARA/HO-Polbangtan YoMa)

Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang (YoMa) berkolaborasi dengan Anggota Komisi IV DPR RI menggelar Bimbingan Teknis bagi Penyuluh dan Petani Milenial Cilacap, Jawa Tengah.

Bimtek yang telah diselenggarakan sebanyak dua angkatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran strategis penyuluh dan petani milenial dalam mengolah potensi pertanian di wilayahnya.

Siaran pers dari Polbangtan YoMa yang diterima di Yogyakarta, Rabu, menyebutkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menaruh perhatian lebih kepada generasi milenial. Pasalnya, generasi milenial digadang-gadang menjadi penerus pembangunan pertanian Indonesia mendatang.

Hingga kurun waktu 2024 mendatang, Kementerian Pertanian memproyeksikan akan ada sekitar 2,5 juta petani milenial yang siap menerima mandat tersebut. 

"Masa depan pertanian ada di anak-anak muda, di generasi milenial. Untuk itu, kita selalu berupaya agar banyak generasi milenial turun ke sektor pertanian," ujar Menteri Syahrul.

Sementara pada keterangan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi bertekad memperkuat generasi milenial menjadi generasi yang berkualitas.

"Pembangunan pertanian akan berhasil jika didukung oleh sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas. Latih dan dampingi milenial, karena lewat para milenial akan lahir inovasi-inovasi untuk mendukung pengembangan serta pembangunan pertanian, " kata Dedi.

Hadir dalam kegiatan itu Direktur Polbangtan YoMa Bambang Sudarmanto, yang mengatakan bahwa kegiatan Bimtek ini juga dapat dijadikan sarana resonansi penumbuhan petani milenial di wilayah Cilacap dan tempat membentuk jejaring sesama agropreneur.

"Ini wadah yang baik untuk para agropreneur muda membentuk jejaring usaha dan pasar. Karena dalam bisnis, pasar adalah komponen terpenting, tanpa pasar bisnis bisa jadi gulung tikar," kata Bambang.

Anggota Komisi IV DPR RI Teti Rohatiningsih juga berharap melalui kegiatan ini, milenial yang hadir dapat mendukung upaya pembangunan pertanian dan wilayah Cilacap pada umumnya.

"Milenial-milenial Cilacap harus menjadi milenial yang dapat bersaing di tataran global, mewujudkan motto kita menjadi Cilacap yang bercahaya," ujarnya.

Bertujuan mengangkat potensi lokal, Bimtek kali ini menyuguhkan tema "Budidaya Tanaman Biofarmaka dan Prospek Bisnis Jamu".

Kepala Dinas Pertanian Cilacap Susilan menjelaskan bahwa wilayahnya memiliki potensi tanaman jamu berupa jahe, kunyit, lengkuas, kapulaga, temulawak, dan kencur.

Dahulu, kata dia, Cilacap dikenal sebagai produsen jamu herbal, namun akhir-akhir ini menurun karena bahan-bahan yang digunakan sudah tidak lagi 100 persen bahan herbal. 

"Menjadi PR bersama untuk dapat mengembalikan kejayaan tersebut," kata Susilan.

Bermodal 120 penyuluh dengan 22 Balai Penyuluhan yang tersebar di Cilacap, Susilan menambahkan bahwa pihaknya siap mendampingi petani yang ingin mengembangkan usaha taninya.

Selain pendampingan, Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap juga telah menyiapkan strategi pembangunan pertanian 2021-2024 yaitu dengan pengembangan kampung horti dan penumbuhan UMKM.

Duana Candradewi dari PT Naturindo Fresh yang juga merupakan mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) Polbangtan YoMa dihadirkan sebagai narasumber kegiatan. Pada kesempatan tersebut, Duana memaparkan mengenai budidaya biofarmaka dan prospek bisnis jamu secara rinci.

"Sudah lebih dari 3 generasi, jamu dipercaya menjadi minuman herbal, minuman kesehatan bagi masyarakat luas di Indonesia. Bukan tanpa sebab, jamu yang diracik dari rempah-rempah ini secara ilmiah, sudah dibuktikan kandungan senyawa yang memang bermanfaat bagi tubuh manusia," katanya.

Lebih lanjut Duana memaparkan bahwa potensi bisnis tanaman biofarmaka sangat luas, bukan hanya diolah menjadi obat tradisional, namun tanaman biofarmaka juga dapat digunakan sebagai bahan kosmetika, obat kimia, maupun pangan fungsional.

"Pamor tanaman biofarmaka ini luar biasa, terlebih saat pandemi COVID-19 ini, saat Bapak Presiden Jokowi mengatakan bahwa beliau rutin mengonsumsi wedang jahe, masyarakat berbondong-bondong mencari jahe, hingga stok di pasaran ludes," katanya.

Pada akhir sesi, Tim Marketing PT Naturindo dengan sukarela memberikan tips dan trik terkait pengembangan pemasaran produk. Diakui bahwa digital marketing atau e-commerce dan model reseller menjadi kunci sukses penjualan produknya selama ini.