Pelaku UMKM harus beradaptasi dengan transaksi digital

id Walikota Samarinda,harapkan pelaku UMKM, adaptasi transaksi digital

Pelaku UMKM harus beradaptasi dengan transaksi digital

Walikota Samarinda Andi Harun pada acara peresmian Pasar dan pusat perbelanjaan yang Sehat, Inovasi, dan Aman Parkir (SIAP) Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang merupakan rangkaian program Bank Indonesia (BI) di Bigmall Samarinda. (Arumanto)

Samarinda (ANTARA) - Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Andi Harun mengharapkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah setempat untuk segera beradaptasi dengan transaksi bisnis secara digital melalui pembayaran nontunai.

“Saya tekankan masyarakat, para pelaku usaha, terutama UMKM untuk segera melakukan transformasi dari cara-cara konvensional yang lama ke sistem yang baru ini, dan kita tidak bisa menghindari itu, kalau kita ingin maju,” kata Andi Harun pada peresmian Pasar dan Pusat Perbelanjaan yang Sehat, Inovasi, dan Aman Parkir (SIAP) Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang merupakan rangkaian program Bank Indonesia (BI) di Bigmall Samarinda, Senin.

Menurut Andi Harun, SIAP QIRS merupakan upaya memperluas digitalisasi dalam berbagai sektor, demi memudahkan transaksi baik oleh penjual maupun pembeli.

“Sesuai dengan perkembangan zaman perubahan selalu terjadi di tengah transformasi digital dan ekonomi. Pasar tradisional dan pusat perbelanjaan memiliki potensi yang cukup tinggi dalam percepatan pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital daerah,” kata Andi Harun.

Dia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menyesuaikan diri, dan harus beradaptasi, seperti penggunaan SIAP QRIS di seluruh tempat transaksi digital.

“Desember 2022 lalu di Pasar Merdeka salah satu pasar di Kota Samarinda juga telah diimplementasikan program yang sama untuk 111 pedagang dari total 179 pedagang. Dan hari ini pasar Lok Bahu, Pasar Palaran dan Bigmall Samarinda juga harus berupaya mensukseskan implementasi QRIS secara efektif,” katanya.

Orang nomor satu di Samarinda itu optimistis bahwa program SIAP QRIS di Samarinda ini akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

“Maka percepatan implementasi standar nasional Indonesia bagi pasar tradisional pasti mampu mendukung inklusi ekonomi dan keuangan di Samarinda,” kata Andi.

Dia berharap peluncuran program SIAP QRIS ini tidak berhenti di sini saja, melainkan terus dilanjutkan dan terus disosialisasikan secara luas, agar masyarakat dapat membiasakan diri menggunakan transaksi nontunai.

“Mari kita turut mengkampanyekan dan membiasakan diri menggunakan program transaksi nontunai. Tidak hanya dalam aktivitas perbelanjaan namun juga pada sistem lain seperti pembiayaan parkir, dan pembayaran tagihan lain-lain,” kata Andi Harun.