BRIN membuat larutan pelapis buah berbahan produk turunan kelapa sawit
Jakarta (ANTARA) - Pusat Riset Agroindustri Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuat larutan pelapis untuk menjaga kesegaran dan memperpanjang umur simpan buah menggunakan produk turunan kelapa sawit.
"Larutan coating (pelapis) dari sawit ini aman untuk konsumsi dan termasuk ke dalam golongan edible coating (lapisan yang dapat dimakan)," kata Kepala Pusat Riset Agroindustri BRIN Mulyana sebagaimana dikutip dalam siaran informasi di laman resmi BRIN yang diakses dari Jakarta, Senin.
Menurut BRIN, larutan pelapis buah berbahan produk turunan kepala sawit harganya lebih murah dibandingkan dengan larutan pelapis sejenis yang dibuat menggunakan lilin lebah karena produk turunan kelapa sawit melimpah di Indonesia.
Mulyana mengatakan bahwa penggunaan pelapis berbahan produk turunan kelapa sawit pada buah mangga terbukti dapat memperpanjang umur simpan buah.
"Jika biasanya umur simpan mangga hanya 7-10 hari, dengan coating bisa hingga satu bulan," katanya menjelaskan perbandingan masa simpan antara mangga yang diberi larutan pelapis dan mangga yang tidak diberi larutan pelapis.
Larutan pelapis buah yang dapat menunda kematangan buah sehingga masa simpan buah menjadi lebih lama akan membantu para petani, pedagang, eksportir buah dalam pemasaran produk ke pasar yang lebih luas, termasuk pasar Timur Tengah dan Eropa.
Penelitian Pusat Riset Agroindustri Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN mengenai pengembangan larutan pelapis buah didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Kepala Divisi Program BPDPKS Arfie Thahar mengatakan bahwa Indonesia merupakan produsen sawit besar dunia yang mengekspor sebagian besar produknya dalam bentuk minyak sawit mentah.
Menurut dia, pemanfaatan produk turunan kelapa sawit untuk memproduksi pelapis buah merupakan bagian dari upaya diversifikasi guna meningkatkan nilai tambah produk.
"Larutan coating (pelapis) dari sawit ini aman untuk konsumsi dan termasuk ke dalam golongan edible coating (lapisan yang dapat dimakan)," kata Kepala Pusat Riset Agroindustri BRIN Mulyana sebagaimana dikutip dalam siaran informasi di laman resmi BRIN yang diakses dari Jakarta, Senin.
Menurut BRIN, larutan pelapis buah berbahan produk turunan kepala sawit harganya lebih murah dibandingkan dengan larutan pelapis sejenis yang dibuat menggunakan lilin lebah karena produk turunan kelapa sawit melimpah di Indonesia.
Mulyana mengatakan bahwa penggunaan pelapis berbahan produk turunan kelapa sawit pada buah mangga terbukti dapat memperpanjang umur simpan buah.
"Jika biasanya umur simpan mangga hanya 7-10 hari, dengan coating bisa hingga satu bulan," katanya menjelaskan perbandingan masa simpan antara mangga yang diberi larutan pelapis dan mangga yang tidak diberi larutan pelapis.
Larutan pelapis buah yang dapat menunda kematangan buah sehingga masa simpan buah menjadi lebih lama akan membantu para petani, pedagang, eksportir buah dalam pemasaran produk ke pasar yang lebih luas, termasuk pasar Timur Tengah dan Eropa.
Penelitian Pusat Riset Agroindustri Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN mengenai pengembangan larutan pelapis buah didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Kepala Divisi Program BPDPKS Arfie Thahar mengatakan bahwa Indonesia merupakan produsen sawit besar dunia yang mengekspor sebagian besar produknya dalam bentuk minyak sawit mentah.
Menurut dia, pemanfaatan produk turunan kelapa sawit untuk memproduksi pelapis buah merupakan bagian dari upaya diversifikasi guna meningkatkan nilai tambah produk.