PATRI harus jadi benteng pertama tangkal paham radikal

id Kemendes PDTT ,PATRI ,Transmigran ,Radikalisme

PATRI harus jadi benteng pertama tangkal paham radikal

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (kiri) memberikan penghargaan kepada salah satu tokoh penggerak transmigrasi dalam Peringatan HUT Ke-19 Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI) di titik Nol Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Kamis (16/2/2023). (ANTARA/HO-Kemendes PDTT)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar minta Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) jadi benteng pertama untuk menangkal persebaran paham radikal.

"Ini bukan main-main, transmigrasi dibangun bukan untuk itu. Nah oleh karena itu, PATRI berkewajiban untuk membentengi wilayah-wilayah transmigrasi agar jangan sampai temuan radikalisme," ujar Mendes PDTT dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Dalam Peringatan HUT Ke-19 PATRI di Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Mendes PDTT menekankan, keberadaan PATRI harus betul-betul menjadi lembaga advokasi bagi transmigran maupun daerah transmigrasi.

"Ini penting, banyak hal yang masih perlu dilakukan pendampingan. Hari ini masih saja kita temukan beberapa wilayah yang membutuhkan perhatian khusus kita, karena masih pada posisi belum jelas secara lugas pada posisi kepemilikan," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa.

Ia mengharapkan semua hal yang menjadi kendala terkait transmigrasi tidak terjadi lagi, PATRI harus dapat bertindak untuk mengadvokasi.

Dalam kesempatan itu, Gus Halim juga menyampaikan bahwa bentuk rumah transmigran nantinya akan sama dengan rumah adat setempat sehingga tidak ada perbedaan antara rumah transmigran dan masyarakat setempat.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mendes PDTT: PATRI jadi benteng pertama tangkal radikalisme