Percepatan proses itu, menurut dia, menjadi salah satu fokus pemerintah sehingga Indonesia menjadi negara yang dipertimbangkan dalam perdagangan internasional dengan harga produk yang bersaing.
Ia juga mengatakan, industri alas kaki dalam negeri kalah saing di pasar Eropa dengan Vietnam karena Indonesia tidak memiliki perjanjian dagang dengan benua biru itu.
“Selama ini kita kalah dengan Vietnam, kita ranking ketiga atau keempat. Dulu kita ranking satu Vietnam ranking dua, sekarang di ranking satu (Vietnam) kita ranking empat. Cuma satu saja gara-garanya, dia punya CEPA dengan Eropa, kita enggak, kita kena pajak sembilan persen, dia tidak. Jadi kita kalah akal sebenarnya,” ujarnya.