Inisiator Sinau Pancasila Eko Suwanto dorong Pemda DIY bangun destinasi wisata sejarah perjuangan Indonesia

id eko

Inisiator Sinau Pancasila Eko Suwanto dorong Pemda DIY bangun destinasi wisata sejarah perjuangan Indonesia

Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan (Istimewa)

Yogyakarta (ANTARA) - Ideologi Pancasila yang dikaji oleh Bung Karno, dan oleh bangsa Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo ditetapkan pada 1 Juni 1945 sebagai hari lahir Pancasila penting dipahami sesuai konteks sejarahnya. 

Mewarisi api semangat perjuangan Proklamator RI, Ir Soekarno penting dijalankan oleh bangsa Indonesia di masa kini. 

"Bangsa Indonesia kini sudah masuk usia ke-78 setelah Indonesia merdeka. Ada dasar negara ideologi Pancasila yang diperingati tiap 1 Juni. Bung Karno lah yang menyatakan Pancasila sebagai filosofi dasar bernegara. Mari terus menggelorakan Pancasila di hati dan dilaksanakan melandasi kebijakan dan kerja nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan, Senin, 21/8/2023.

Sejarah mencatat, bagaimana perdebatan para tokoh bangsa di BPUPKI yang di dalamnya terlibat banyak sosok. Bung Karno, adalah yang mengusulkan istilah Pancasila untuk pertama kalinya. Kajian pemikiran itu telah disepakati bersama bagi bagi dasar ideologi bangsa Indonesia hingga kini. 

"Maka sangat penting, di era kini untuk terus Sinau Pancasila bersama Bung Karno, Percayalah, Membela Indonesia Itu Pasti Tidak sia sia. Nilai-nilai Pancasila harus teraktualisasi dalam kehidupan kebangsaan dan bernegara, Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Pemahaman ini penting, maka perlu langkah nyata dalam sosialisasi Pancasila ke masyarakat dan ke pemerintahan," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan. 

Eko Suwanto, politisi muda PDI Perjuangan menambahkan di DIY telah ada kini langkah pembatinan dan pembelajaran Pancasila, dituangkan dalam Perda No 1/2022  tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. 

"Sejarah menunjukkan bahwa Yogyakarta ini sudah Indonesia banget sebelum Indonesia merdeka. Pancasila itu penting untuk diajarkan, alhamdulillah DIY sudah memiliki Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan, agar masyarakat selalu bersemangat menggelorakan Pancasila dalam kehidupan keseharian dan jadi dasar kebijakan pembangunan di Indonesia," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan. 

Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Yogyakarta menegaskan pembelajaran dan sosialisasi Pancasila ke masyarakat harus terus dijalankan. Sebelumnya, pemda DIY telah lakukan rangkaian sosialisasi Pancasila baik ke masyarakat dan di lingkungan ASN pemda DIY. Melalui pembelajaran di sekolah, dilakukan dalam materi kurikulum pembelajaran untuk peserta didik. 

"Sudah ada Sinau Pancasila, kursus Pancasila bagi aparatur sipil,  sudah ada sinau Bhinneka Tunggal Ika, edukasi melawan ekstremisme dan terorisme juga dijalankan," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan. 

Komisi A DPRD DIY dalam rangkaian napak tilas ke sejumlah titik penting yang bersejarah telah mengunjungi tempat Bung Karno lahir di Surabaya, lalu ziarah makam Proklamator di Blitar dan ke Bandung, di penjara Banceuy tempat  menulis Indonesia Menggugat, pledoi pembelaan kala di tahan pemerintah Belanda. 

"Sebelumnya ke Ngawi, di situs rumah kediaman dr Radjiman Wediodiningrat, salah satu tokoh BPUPKI bersama tokoh  bangsa yang lain dalam merumuskan ideologi bangsa, Pancasila. Kita napak tilas bersama awak media agar bisa menuliskan lagi bagaimana para tokoh bangsa berdiskusi, adu gagasan tentang kebangsaan, nasionalisme Indonesia dan sejarah lahirnya Pancasila," kata Eko Suwanto, politisi muda PDI Perjuangan. 

Ada banyak tokoh bangsa yang memiliki peran kebangsaan di masa sebelum Indonesia merdeka termasuk mereka yang berasal dari Yogyakarta. Ki Bagus Hadikusumo, Ki Hadjar Dewantara, Kahar Mudzakir dan sejumlah tokoh yang lain adalah sosok pelaku sejarah di masa lalu. 

Sinau Pancasila bersams Bung Karno, ke depan penting terus dijalankan dan lewat napak tilas, kunjungan ke tempat bersejarah, ke kampung Peneleh di Surabaya tempat Soekarno dilahirkan, lalu ke rumah kost bersama HOS Tjokroaminoto, guru bangsa yang menjadi mentor Bung Karno dan tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

"Ziarah ke Blitar, tempat pemakaman Proklamator RI yang kini telah dilengkapi dengan museum dan Perpustakaan Bung Karno jadi napak tilas sejarah. Hasil kunjungan napak tilas, penting untuk merefleksikan kembali nilai-nilai kebangsaan, ke-Indonesiaan, keberagaman, kebhinekaan yang menjadi pondasi hidup berbangsa," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan. 

Titik bersejarah yang lain, kunjungan ke penjara Banceuy Bandung tempat Bung Karno menuliskan pledoi kala diadili pemerintah Belanda lalu ke Buleleng Bali, rumah ibunda Bung Karno, dan dilanjutkan tempat pengasingan di Bengkulu, juga di Ende. 

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, diasingkan Belanda sejak tahun 1934-1938 di Kota Ende, Kabupaten Ende, NTT. Di Kota Ende, ia menetap di rumah sederhana yang terletak di jalan Perwira, Kelurahan Kotaraja, Ende Utara. Di Ende inilah selama 4 tahun, Bung Karno suka berkunjung ke taman merenung di bawah pohon sukun. 

"Di Ende, di tempat pengasingan, Bung Karno banyak merenung di sebuah taman, di bawah pohon sukun di taman tersebut, hasil perenungan Bung Karno adalah Pancasila. Pokok pikiran Bung Karno terangkum dan disampaikan di BPUPKI, lalu kita kenal istilah Pancasila," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan. 

Di moment peringatan hari kemerdekaan RI ke -78, pada 17 Agustus 2023 ini penting kiranya upaya pembatinan dan semangat mengobarkan, mengaktualisasikan Pancasila terus digelorakan, dikerjakan. 

Melalui pembelajaran sejarah, menengok lagi catatan perjuangan tokoh bangsa di masa kemerdekaan RI diharapkan bisa mewarisi dan mewujudkan cita-cita Bung Karno, membawa bangsa Indonesia sejahtera, adil dan makmur. 

"Di masa kini, di tengah gempuran beragam  tantangan perkembangan zaman, kita berhadapan dengan sikap intoleran, aksi separatis, aksi terorisme, isu SARA,  fitnah, ujaran kebencian, hoax yang menggerogoti kehidupan berkebangsaan. Melalui pembatinan Pancasila di hati dan pikiran, yakinlah bahwa upaya kita bersama bawa Indonesia merdeka, maju, sejahtera dan langkah nyata guna membahagiakan hatinya rakyat dalam program kebijakan pembangunan bisa mewujud nyata," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan.(*)