Pemkab Bantul optimalkan peran posyandu untuk penanganan stunting

id Penanganan stunting ,Optimalkan peran posyandu ,Pemberian makanan tambahan,Bantul,Yogya,DIY,DI Yogyakarta,Posyandu,Pemba

Pemkab Bantul optimalkan peran posyandu untuk penanganan stunting

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kamis (9/11/2023). ANTARA/HO-Kominfo Pemkab Bantul.

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, mengoptimalkan peran pos pelayanan terpadu (posyandu) yang ada di setiap pedukuhan untuk penanganan dan penurunan angka stunting atau anak dengan kondisi gagal tumbuh karena kurang asupan gizi.

"Penanganan stunting harus lebih fokus kepada kelompok-kelompok yang rentan melahirkan anak stunting. Dalam hal ini pengoptimalan peran posyandu sangat diperlukan," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di sela Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting di Bantul, Kamis.

Bupati mengatakan, seluruh pihak juga harus dapat saling bekerja sama melakukan langkah-langkah untuk menurunkan angka stunting, misalnya melalui pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil dan anak yang ada di wilayah jangkauannya.

"Saya juga berpesan agar program pemberdayaan berbasis masyarakat pedukuhan (PPBMP) yang masing-masing pedukuhan mendapat Rp50 juta itu dapat dioptimalkan, salah satunya untuk Posyandu guna menurunkan angka stunting," katanya.

Lebih lanjut Bupati mengatakan, permasalahan stunting masih menjadi salah satu fokus Pemkab Bantul, karena itu sebagai komitmen dalam penanggulangan permasalahan stunting, dilakukan rapat koordinasi agar semua pihak saling sinergi dalam menekan angka stunting.

Berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting Kabupaten Bantul tahun 2021 mencapai 19,1. Kemudian pada tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 14,9.

Menurut dia, angka ini hampir memenuhi target prevalensi stunting nasional tahun 2024 yakni 14 persen. Meski begitu, Bupati Bantul berharap angka prevalensi stunting di Bantul dapat mencapai angka di bawah dua digit.

"Stunting itu merupakan musuh negara paling berat. Angka stunting masih cukup tinggi di Kabupaten Bantul. Tahun 2024-2025 angka stunting harus di bawah dua digit, sehingga kita akan memperbaiki kinerja penurunan stunting," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY Sodiqin mengatakan pentingnya pola asuh kepada anak untuk mencegah stunting, karena itu keluarga dengan tingkat ekonomi mampu juga berpotensi memiliki anak dengan kondisi stunting.

"Hal ini disebabkan karena kesalahan pola asuh. Misalnya, anak dari keluarga mampu yang lebih sering dirawat asisten rumah tangga atau kakek dan neneknya yang tidak memiliki pemahaman gizi yang baik, sehingga menyebabkan asupan gizi tidak maksimal, dan terjadilah stunting," katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024