DIY menggencarkan pasar murah kendalikan harga cabai

id Pasar murah,cabai,Yogyakarta

DIY menggencarkan pasar murah kendalikan harga cabai

Pedagang aneka cabai di Pasar Gamping, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta (ANTARA/Luqman Hakim)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggencarkan pasar murah untuk mengendalikan harga cabai agar tidak semakin melambung menyongsong libur akhir tahun.

Kepala Disperindag DIY Syam Arjayanti di Yogyakarta, Rabu, menuturkan pasar murah digencarkan di lima kabupaten/kota provinsi ini secara berkala sampai akhir tahun.

"Untuk stok cabai di pasar murah kami tidak beli dari petani karena kami tidak punya anggaran untuk itu. Kami hanya bekerja sama dengan kelompok tani," kata dia.

Menurut Syam, tanpa upaya pengendalian, harga cabai di DIY diperkirakan akan terus merangkak seiring kebutuhan masyarakat yang juga meningkat menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Berdasarkan pantauan Disperindag DIY di empat pasar di Kota Yogyakarta, yakni Pasar Demangan, Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, dan Pasar Prawirotaman pada 5 Desember 2023, harga cabai merah keriting Rp71.750 per kg, cabai merah besar Rp82.250 per kg, cabai rawit hijau Rp64.250 per kg, dan cabai rawit merah Rp87.000 per kg.

Sementara di pasar murah, ujar Syam, aneka jenis cabai dijual jauh di bawah harga pasar mulai Rp50 ribu sampai Rp60 ribu per kg.

Menurut dia, pasar murah juga digelar secara bergantian bersama sejumlah instansi terkait seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta, serta dinas pertanian di lima kabupaten/kota.

Pasar murah juga menjual sejumlah kebutuhan pokok lain seperti beras, gula, minyak goreng, tepung, hingga telur ayam.

Di Kota Yogyakarta, pasar murah antara lain digelar di Toko Segoro Amarto yang dibuka oleh Bulog Yogyakarta di Pasar Beringharjo.

Masih tingginya harga aneka cabai di pasaran, kata dia, karena keterbatasan stok di kalangan petani mengingat hasil panen cabai yang minim seiring kondisi cuaca memasuki musim hujan.

"Kemarin kita tidak ada air (musim kemarau), sekarang berganti hujan terus. Ini tentu berpengaruh pada hasil panen (cabai)," kata Syam.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024