Piala Asia 2023: Timnas yang takluk oleh fisik pemain Irak

id Piala Asia 2023,Timnas Indonesia,Piala Asia Qatar

Piala Asia 2023: Timnas  yang takluk oleh fisik pemain Irak

Ekspresi pesepak bola Timnas Indonesia usai menjalani laga melawan Irak pada penyisihan grup D Piala Asia 2023 di Stadion Ahmad bin Ali Doha, Qatar, Senin (15/1/2024). Indonesia harus mengakui keunggulan Irak dengan skor 1-3. ANTARA FOTO/Yusran Uccang/nz

Jakarta (ANTARA) - Tim nasional Indonesia memulai petualangan di Piala Asia 2023 dengan catatan minor seusai takluk atas Irak dengan skor 1-3.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Senin malam waktu Qatar, skuad Garuda menunjukkan progres yang positif jika dibandingkan dengan pertemuan terakhir dengan Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada November lalu.

Tim asuhan pelatih Shin-Tae yong tampil cukup efektif dengan memanfaatkan serangan balik melalui dua sektor lini sayap. Efektifitas tersebut jauh lebih meningkat jika dibandingkan dengan pertemuan kedua tim pada November lalu.

Jika dibandingkan dengan Kualifikasi Piala Dunia 2026 lalu, Indonesia hanya menciptakan dua peluang yang dapat dikonversikan gol, sementara di pertandingan kemarin tercatat skuad Garuda mempunyai delapan peluang yang dapat dikonversikan gol.

Namun Shin-Tae yong masih belum menutup celah besar yang menjadi pekerjaan rumah (PR) selama ini yaitu mengenai transisi dari menyerang ke bertahan dimana kerap menciptakan momentum yang menguntungkan lawan. Setidaknya Irak memperoleh sejumlah momentum tersebut hingga dua diantaranya dapat dikonversikan menjadi gol.

Beradu fisik

Berstatus sebagai tim dengan rerata usia termuda (24,33 tahun) di Piala Asia 2023, Indonesia sama sekali tak gentar berhadapan dengan tim berjuluk Singa Mesopotomia tersebut. Bermain dengan formasi 3-4-3, Indonesia mampu meredam agresivitas Iran yang kerap memainkan bola direct langsung ke lini depan.

Tercatat di babak pertama, Irak melepaskan delapan tembakan dengan empat diantaranya mengarah ke gawang. Dua gol yang bersarang di gawang Ernando Ari pun bermula dari sejumlah kesalahan lini pertahanan Indonesia sendiri, bukan dari skema serangan Irak.

Gol pertama Irak, berawal dari kegagalan gelandang Justin Hubner memotong umpan terobosan yang mengarah ke penyerang Mohamad Ali. Memperoleh celah di sepertiga lapangan, Mohamad Ali mampu mengelabuhi Elkan Baggot yang terlambat memberikan pressing. Tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Ernando, Ali tak kesulitan untuk menaklukannya dan memberi keunggulan untuk Irak pada menit ke-17.

Skuad Garuda mampu membalas Irak pada menit ke-37 melalui skema serangan balik di sektor kanan, Yakob Sayuri yang melewati barisan pertahanan Irak melepaskan umpan silang ke sisi kiri dimana Marselino Ferdinan berdiri bebas dan tinggal menyontek bola ke arah gawang yang kosong.

Di masa perpanjangan waktu, Ernando harus memungut bola dari dalam gawang untuk kedua kalinya seusai Osama Rashid berhasil menyontek bola liar hasil tepisan Ernando.

Proses gol tersebut terbilang kontroversial karena saat gol terjadi, pemain Irak Osama Rashid telah berada di posisi offside. Namun wasit Ilgiz Tantashev yang telah mengecek proses gol tersebut melalui video assistent referee (VAR) tetap mengesahkan gol tersebut.

Pada babak kedua, Indonesia menambah daya gempur dengan memasukkan Witan menggantikan Asnawi. Dari segi penguasaan bola, masuknya Witan memberikan dampak signifikan bagi Indonesia dengan menguasai 40 persen penguasaan bola jika dibandingkan dengan babak pertama yang hanya menguasai 28 persen.

Tapi meski lebih berkembang dari segi kreatifitas permainan, Indonesia kerap dilanda kebuntuan menembus lini pertahanan skuad asuhan Jesus Casas. Lini depan Indonesia kesulitan beradu fisik dengan pemain-pemain Irak. Tercatat Irak melakukan delapan kali intersep bola sepanjang babak kedua.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Garuda yang takluk oleh fisik Singa Mesopotomia dan kontroversi VAR
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024