Dinkes Kulon Progo memperkuat layanan BumilKu cegah stunting

id BumilKu,Kulon Progo,Dinkes Kulon Progo

Dinkes Kulon Progo memperkuat layanan BumilKu cegah stunting

Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta memperkuat program pelayanan BumilKu dan MatahatiKu dalam rangka pencegahan stunting.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo, Rabu, mengatakan penanganan stunting lebih diprioritaskan pada upaya pencegahan, mengingat bila sudah terjadi stunting, maka penanganan yang diperlukan sangat kompleks.

"Saat ini, kami melaksanakan program BumilKu dan MatahatiKu, yakni program pelayanan kepada ibu hamil dan balita," kata Sri Budi Utami.

Baca juga: Pemkab Bantul turunkan stunting melalui program pemberdayaan masyarakat

Ia mengatakan upaya penanganan stunting dapat dibagi menjadi dua kelompok, yang pertama dilakukan oleh sektor kesehatan disebut upaya spesifik, yang kedua dilakukan bersama-sama dengan sektor non-kesehatan, disebut upaya sensitif.

Selanjutnya, adalah upaya-upaya dalam rangka penurunan angka stunting yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kulon Progo, yakni upaya pencegahan stunting dilakukan dengan melaksanakan intervensi untuk semua siklus kehidupan.

Kelompok remaja diberikan edukasi tentang pengertian stunting secara umum beserta upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan.

Kemudian, diberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi khusus remaja putri diberikan tablet tambah darah (TDD), kelompok calon pengantin (Catin).

Baca juga: Kejati DIY serahkan bantuan pangan penanganan stunting di Pacarejo Gunungkidul

"Mereka diberikan edukasi terkait stunting dan diberikan edukasi tentang persiapan kehamilan yang sehat dalam rangka mencegah lahirnya anak stunting baru," katanya.

Sri Budi mengatakan Dinkes memberikan perhatian kepada kelompok ibu hamil. Mereka diberikan edukasi tentang stunting dan diberikan edukasi tentang menjaga kehamilan yang sehat agar anak yang dikandung tidak lahir stunting atau risiko stunting.

"Kami juga melaksanakan kelas ibu hamil dengan beberapa kegiatan, misalnya senam ibu hamil, edukasi-edukasi, serta melibatkan suami, keluarga, kelompok ibu bersalin, nifas dan menyusui," katanya.

Dia mengatakan ibu hamil juga diberikan edukasi tentang stunting dan edukasi terkait pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif. Mereka juga diberikan edukasi tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap bagi bayi.

"Petugas di lapangan memberikan edukasi tentang pemantauan kesehatan bagi ibu dan bayi," katanya.

Lebih lanjut, Sri Budi mengatakan pihaknya melalui petugas kesehatan melakukan pemantauan kelompok bayi baru lahir sampai umur 2 tahun dan 5 tahun.

"Kami melakukan pemantauan kesehatan bayi secara umum agar tidak terjadi stunting atau risiko stunting dan kami menekankan agar sang ibu memberikan ASI eksklusif, serta diberikan imunisasi dasar lengkap bagi bayi," katanya.

Baca juga: Pemkab Gunungkidul jalankan upaya terintegrasi atasi stunting