Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Amiliana Mardiani Soesanto mengatakan deteksi dini terhadap kasus penyakit jantung yang belum bergejala dapat mencegah dampak lanjutan penyakit jantung katup.
Berdasarkan data yang dihimpun, terdapat lebih dari 40 persen kasus jantung katup di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta, disebabkan oleh Penyakit Jantung Rematik (PJR), dimana hampir 30 persen akibat proses degeneratif pada pasien yang lebih tua.
"Khusus untuk penanggulangan PJR, masyarakat dan komunitas kesehatan perlu melakukan tindakan promotif, preventif, edukasi, dan deteksi dini," kata Amilia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Amilia menjelaskan PJR yang merupakan gejala sisa dari Demam Rematik Akut (DRA) pada masa kanak-kanak berdampak pada usia dewasa muda, terutama pada perempuan, yang dapat menyebabkan berkurangnya individu produktif yang sehat dan timbulnya masalah maternal.
Selain itu ia menyebutkan kedua jenis penyakit jantung katup pada dua kelompok usia yang berbeda menyebabkan beban ganda bagi masyarakat dan negara.
"Perbaikan atau penggantian katup secara intervensi bedah maupun non-bedah menyebabkan biaya yang ditanggung negara menjadi sangat tinggi. Pada pasien usia lanjut, risiko tindakan dan keuntungan klinis harus dipertimbangkan, mengingat tingginya risiko pembedahan," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar paparkan pencegahan dampak lanjutan penyakit jantung katup