Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan elektrifikasi pertanian yang merupakan program pemerintah untuk meningkatkan pelayanan listrik bagi petani, selain dapat menekan biaya operasional tanam juga mendorong petani lahan pasir menanam berbagai tanaman sayuran.
"Sekarang ini musimnya tidak hanya cabai, petani sudah mulai diversifikasi tanaman di lahan pasir, cabai tetap ditanam tapi tumpang sari dengan sayur sayuran, karena sekarang sudah ada energi listrik masuk lahan pertanian," kata Staf Ahli Bupati Bantul Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yus Warseno di Bantul, Selasa.
Menurut dia, sayur-sayuran seperti bawang merah, jagung kemudian kacang tanah dan beragam tanaman sayuran lainnya ditanam dengan sistem tumpang sari, meski dalam skala besar tanaman lebih dominan pada cabai dan bawang merah karena hasilnya lebih menjanjikan.
"Petani melakukan itu, tidak khusus tanaman tertentu, sekarang beragam yang ditanam ada sayur mayur, tomat dan macam macam secara tumpang sari di lahan pasir, kan kebanyakan cabai yang skala besar di lahan pasir," katanya.
Dia mengatakan, dengan program elektrifikasi pertanian atau electrifying agriculture yang telah menjangkau wilayah lahan pasir selatan Bantul pada 2023 itu sudah membuat biaya operasional atau biaya tanam sangat rendah ketika dibandingkan dengan sebelum menggunakan energi listrik.
"Jadi, menghemat 60 sampai 80 persen, makanya sekarang berani menanam macam macam, dengan harapan bisa untung semua, kalau dulu mencari komoditas yang harganya tinggi saja agar untungnya bisa nutup, kalau sekarang ini lengkap, macam-macam tanaman di sana," katanya.
Pihaknya mendorong petani terus melakukan diversifikasi dan meningkatkan kualitas tanam, agar produksinya maksimal dan pendapatan naik, pemerintah daerah pun siap memberikan pendampingan kepada petani agar hasil panen lebih maksimal.
"Terutama cabai karena sekarang ini petani sangat menikmati hasil. Laporan ke saya itu panen raya kemarin mereka untung, harga sampai mencapai Rp50 ribu per kilogram, petani tidak ada yang mengeluh, bisa panen berkali kali juga," katanya.