Sleman (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengajukan perpanjangan status siaga darurat bencana di wilayah itu sebagai antisipasi masih adanya potensi bencana hidrometeorologi pada musim hujan ini.
"Kami mendapatkan informasi dari BMKG jika potensi bencana masih tinggi, untuk itu kami akan mengajukan perpanjangan status siaga darurat bencana hidrometeorologi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Senin.
Sebelumnya status siaga darurat bencana di Kabupaten Sleman diberlakukan mulai 1 Desember 2023 hingga 28 Februari 2024.
"Karena potensi bencana yang kemungkinan masih terus terjadi, kami akan mengajukan perpanjangan status siaga darurat," katanya.
Menurut dia, dengan adanya Surat Keputusan (SK) Bupati Sleman tentang Siaga Darurat Bencana diharapkan masyarakat dan pemerintah dapat lebih siap untuk menghadapi berbagai potensi bencana.
"Kami memperkirakan masih ada potensi bencana hidrometeorologi pada musim hujan hingga pancaroba, terutama bencana hidrometeorologi yang sering menyertai saat musim hujan, seperti banjir, longsor dan angin kencang akibat adanya anomali cuaca," katanya.
Ia mengatakan, BPBD Sleman juga terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta untuk melakukan kajian khusus yang dapat menentukan masa perpanjangan status siaga darurat tersebut.
"Perpanjangan status siaga darurat bencana sangat perlu dilakukan, karena tingginya intensitas hujan beberapa waktu terakhir juga memicu potensi bencana di wilayah lereng Gunung Merapi. Seperti banjir lahar dingin di aliran sungai berhulu Merapi. Apalagi masih tingginya aktivitas Gunung Merapi yang menyebabkan material vulkanis di puncak Merapi juga terus bertambah," katanya.
Makwan mengatakan, dari pendataan di lapangan dalam beberapa hari terakhir tercatat ada kejadian bencana berupa banjir di wilayah Jalan Raya Candi Gebang, Ring Road Utara, dan Ambarrukmo Plaza di wilayah Kapanewon (Kecamatan) Depok.
"Kejadian ini akibat saluran air hujan atau drainase di wilayah tersebut tidak mampu menampung debit air hujan," katanya.
Selain itu, kata dia, BPBD Sleman juga melakukan penanganan kejadian bencana berupa longsor hingga pohon tumbang di puluhan titik di Kabupaten Sleman.
"Ada dua sekolah yang temboknya roboh setelah tergerus derasnya air hujan, yaitu SD Negeri Karangasem, Condongcatur, Depok dan TK Al Amin, Sinduharjo, Ngaglik," katanya.
Berita Lainnya
Bulog agar perkuat cadangan pangan di Sleman, DIY, dari produksi dalam negeri
Jumat, 3 Mei 2024 9:05 Wib
Sejumlah sekolah di Sleman mengkompilasi karya seni pada Konser Hardiknas
Kamis, 2 Mei 2024 14:35 Wib
Pemkab Sleman berkomitmen bantu selesaikan SHM Apartemen Malioboro City
Rabu, 1 Mei 2024 19:15 Wib
Peringati Hari Buruh, Pemkab Sleman gelar Jalan Santai Tripatit
Rabu, 1 Mei 2024 15:04 Wib
Liga 1: PSS Sleman lolos degradasi usai gulung Persib Bandung
Rabu, 1 Mei 2024 1:14 Wib
Liga 1: Rans Nusantara FC terdegradasi ke Liga 2
Selasa, 30 April 2024 19:49 Wib
Dispar Sleman tekankan pentingnya kerja sama pelaku pariwisata kembangkan potensi
Selasa, 30 April 2024 15:39 Wib
DP3 Sleman-KWT Pari Merapi Sembada selenggarakan bazar produk pertanian unggulan
Senin, 29 April 2024 15:12 Wib