Disdagin Kulon Progo menggelar pasar murah untuk jaga daya beli masyarakat

id Pasar murah,Kulon Progo

Disdagin Kulon Progo menggelar pasar murah untuk jaga daya beli masyarakat

Disperindag DIY bersama Disdagin Kulon Progo dan Bulog melaksanakan operasi pasar di Pasar Wates, DIY. ANTARA/Sutarmi

Kulon Progo, DIY (ANTARA) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar pasar murah di 12 kecamatan (kapanewon) untuk menjaga daya beli masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, DIY, Selasa, mengatakan pasar murah tersebut sebagai bentuk intervensi pemerintah di tengah gejolak harga kebutuhan pangan.

"Pemkab Kulon Progo telah mengalokasikan anggaran operasi pasar yang dilaksanakan di 12 kapanewon," kata Sudarna.

Ia mengatakan setiap titik atau setiap kapanewon membawa komoditas dengan total lima ton, di luar beras SPHP. Sebanyak lima ton itu terdiri atas dua ton beras premium, minyak goreng, gula pasir, dan telur sebanyak tiga ton.

"Kegiatan ini dilaksanakan mulai pertengahan Maret ini," katanya.

Ia mengatakan Disdagin Kulon Progo bersama Bulog dan Disperindag DIY melakukan distribusi beras SPHP ke tingkat pedagang pasar rakyat.

"Sampai saat ini, beras SPHP yang tersalur sebanyak 30 ton," katanya.

Sementara itu, Sekda Kulon Progo Triyono mengatakan pemkab menaikkan anggaran kegiatan pasar murah dari Rp85 juta menjadi Rp200 juta yang dilaksanakan di 12 kapanewon menjelang Idul Fitri 2024 untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok.

Ia mengatakan anggaran kegiatan pasar murah itu tidak dianggarkan melalui APBD 2023, sehingga disepakati tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) menggunakan dana tidak tak terduga.

"Asumsinya, anggaran Rp200 juta ini untuk lima komoditas kebutuhan pokok, yakni beras, minyak, gula, tepung, dan telur," kata Triyono.

Ia mengatakan setiap komoditas mendapat subsidi dari pemkab sebesar Rp3.000 per kilogram. Misalnya, harga beras Rp16.000 per kilogram menjadi Rp13.000 per kilogram.

Penjabat Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti meminta Dinas Pertanian dan Pangan berkolaborasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian berkolaborasi menghitung tingkat kebutuhan pangan untuk konsumsi, stok pangan dan produksi pangan.

Hal itu bertujuan menghitung ketersediaan stok pangan di wilayah ini bertahan untuk berapa lama.

"Dengan adanya hasil perhitungan tersebut, pemkab memiliki data yang akurat untuk mendeklarasikan bahwa stok kebutuhan pangan di Kulon Progo aman dalam jangka waktu tertentu," katanya.