Konten kreator Indonesia rambah jaringan di forum jalur sutra

id kreator konten,World Internet Conference ,media sosial,china,xi'an

Konten kreator Indonesia rambah jaringan di forum jalur sutra

Suasana acara "World Internet Conference Digital Silk Road Development Forum" di kota Xi'an, provinsi Shaanxi, China pada Selasa (16/4/2024) (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Xi'an (ANTARA) - Salah satu konten kreator asal Indonesia, Alexander William (23), mengaku senang mengikuti Forum Pengembangan Jalur Sutra Digital pada Konferensi Internet Dunia karena dapat memperluas jaringan sesama pegiat media sosial.

"Hal yang saya suka dari forum seperti ini bukan pembahasan tema atau hasil forumnya, tapi lebih sebagai wadah untuk mempertemukan dengan sesama kreator konten dari berbagai negara," kata Alexander di Xi'an, Provinsi Shaanxi, China, Selasa.

Alexander menyampaikan hal tersebut pada sela-sela acara Forum Pengembangan Jalur Sutra Digital pada Konferensi Internet Dunia yang diselenggarakan pada 15-16 April 2024. Forum ini diselenggarakan bersama oleh Pemerintah Provinsi Shaanxi dan World Internet Conference (WIC) yaitu satu badan yang berbasis di Beijing untuk mempromosikan visi China terhadap dunia maya.

Alexander yang sedang menempuh studi di jurusan "Chinese International Education" tingkat magister di Universitas Huaqiao, Xiamen, Provinsi Fujian itu mengaku tidak terlalu suka mencari topik yang sedang viral tetapi lebih ingin menunjukkan relasi dalam setiap video garapannya.

"Seperti ngobrol-ngobrol saja mengenai pengalaman kehidupan di negara masing-masing, jadi tadi kenalan dengan kreator konten dari Pakistan, Rusia, Kroasia, juga China dan kesempatan untuk ngobrol dengan mereka itu tidak setiap saat datang, apalagi pengikut mereka sudah jauh lebih banyak di China," ungkap Alexander.
Alexander William (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


Pria asal Jakarta itu mengaku baru membuat konten di medsos pada Desember 2020 sebagai proyek bersama di kampusnya. Saat itu ada satu dosen yang meminta agar mahasiswa-mahasiswi dari luar China bisa bekerja sama untuk membuat video mengenai kehidupan di China karena Negeri Tirai Bambu itu sedang ditutup akibat pandemi.

"Jadi awalnya hanya 'sharing kehidupan di China' saja, jadi mulai buat konten soal vaksin, soal kegiatan parlemen China, semua dari sudut pandang orang asing yang ada di China, tapi ternyata dapat perhatian dari warga China," tambah Alexander.

Video-video yang ia dan teman-temannya buat kemudian disebarkan di medsos lokal China seperti "WeChat Channel" dengan nama "Haiwai xin sheng dai" yang berarti "Generasi suara baru dari luar negeri".

"Saat ini ada sekitar 120 orang sebagai orang yang menjelaskan di depan kamera mengenai suatu topik yang dibahas, video dalam Bahasa Inggris tapi ada juga yang Mandarin," ungkap Alexander.

Ia sendiri pernah mendapat penghargaan dari Provinsi Fujian sebagai salah satu kreator konten karena mengangkat topik mengenai budaya minum teh di Gunung Wuyi di perbatasan Provinsi Jiangxi dan Fujian.

Setelah sekitar 5 tahun berada di China dan memperhatikan banyak konten di media sosial, Alexander menyebut resep konten yang akan menarik banyak penonton adalah mengenai keistimewaan suatu negara yang berada di negara lain dari sudut pandang orang yang ada di negara lain tersebut.

"Contohnya kreator konten Indonesia bila mau menarik banyak penonton dari China bisa membahas A-Z kereta cepat Jakarta-Bandung atau whoosh karena orang China suka banget hal seperti itu, mereka melihat Whoosh dapat merepresentasikan negaranya di Indonesia," jelas Alexander.

Sedangkan untuk kreator konten dari China bisa membahas rasa mie instan asal Indonesia dari sudut pandang orang China mulai dari rasa, tekstur dan hal lainnya.

"Walau tampak biasa, tapi saya yakin kalau ada warga negara lain mencoba mie instan Indonesia terus dibahas jadi konten itu akan dapat 'exposure' karena rasanya beda gitu melihat hal sederhana dibahas di luar negeri orang luar," kata Alexander.

Namun khusus untuk menembus "pasar" China, Alexander menyebut, kreator konten juga perlu menguasai bahasa Mandarin dan juga memiliki akun di medsos lokal China yaitu "Xiaohongshu", "Douyin", "Bilibili" dan "Weibo".

"Tapi sebenarnya kalau sudah punya materi dan dipublikasikan di Instagram, Facebook, X dan Youtube tinggal 'diposting' dengan melengkapi bahasa Mandarin dan sudut pandang orang China jadi bisa ditampilkan juga di medsos China," ungkapnya.
"

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Konten kreator asal Indonesia perluas jaringan di forum jalur sutra
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024