"Pilot plan" hidrogen di Indonesia diterapkan untuk truk dan bus

id kementerian esdm,ditjen ebtke,pilot plan,hidrogen,truk,bus

"Pilot plan" hidrogen di Indonesia diterapkan untuk truk dan bus

Dokumentasi - Pekerja mengecek tabung yang berisikan hidrogen di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta Utara. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/tom. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mengungkapkan pilot plan hidrogen sebagai energi ramah lingkungan sektor transportasi diterapkan pada truk, bus, atau angkutan berat lainnya.

"Dalam sektor transportasi kita melihat sampai dengan tahun 2030. Kami melihat bahwa akan ada waktu melakukan pilot plan untuk digunakan di truk, bus, atau angkutan berat lainnya," ujar Direktur Jenderal EBTKE Eniya Listiani Dewi di Jakarta, Kamis.



Dia berharap, kendaraan-kendaraan berbahan bakar hidrogen juga dapat berperan sebagai transportasi ramah lingkungan ke depannya.

"Ini kita harapkan kendaraan hidrogen juga bisa berperan," katanya.

Ia mengatakan, tentu saja dalam energi ramah lingkungan untuk sektor transportasi selain hidrogen terdapat juga biofuel dan kendaraan listrik.

"Jadi ke depan arahnya seperti itu tergantung nanti pasar bagaimana," katanya.

Dalam masa transisi energi ke depan, menurut Strategi Hidrogen Nasional, maka dekarbonisasi harus dilakukan, target net zero emission harus tercapai, lalu mengejar penetrasi energi baru terbarukan yang tinggi, dan melibatkan investasi asing di energi hijau.

Tentu saja peran hidrogen sangat penting untuk bisa menjawab free carbon fuel untuk masuk ke net zero emission . Hidrogen dan amonia dipakai untuk menurunkan emisi di sektor industri, transportasi, ketenagalistrikan, dan komoditas.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementerian ESDM: "Pilot plan" hidrogen diterapkan untuk truk dan bus