Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengembangkan program konservasi air yang berkelanjutan dan melibatkan masyarakat pada tiga kecamatan/kapanewon untuk menjaga kelestarian mata air.
Penyuluh Lingkungan Hidup pada Bidang Tata Lingkungan DLH Kulon Progo Anhar Isnawan di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan tiga lokasi konservasi berkelanjutan yakni Kapanewon Kalibawang, Samigaluh, dan Pengasih.
"DLH telah intensif dilakukan kegiatan penanaman pohon untuk menjaga kelestarian mata air," kata Anhar.
Menurut dia, mata air adalah sumber daya alam yang sangat penting dan sensitif. Konservasi mata air sangat penting untuk memastikan keberlanjutan sumber daya air dan memiliki berbagai manfaat untuk masyarakat.
Upaya konservasi mata air dapat dilakukan melalui berbagai cara, termasuk memperhatikan kualitas air, mengembangkan program konservasi yang berkelanjutan, dan menggunakan teknologi modern.
"Dengan demikian kita dapat memastikan keberlanjutan sumber daya air dan menjaga kualitas hidup masyarakat," katanya.
Anhar mengatakan beberapa tahun terakhir konservasi mata air telah menjadi fokus utama dalam upaya memastikan keberlanjutan sumber daya air di berbagai wilayah.
Di Kapanewon Kalibawang, Samigaluh, dan Pengasih, kata dia, masih banyak ditemukan sumber mata air yang dapat digunakan masyarakat bila terjadi kekurangan air saat musim kemarau.
"Oleh karena itu konservasi mata air harus dilakukan secara aktif dan berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan sumber daya air," katanya.
Lebih lanjut Anhar mengatakan upaya konservasi mata air dapat dilakukan melalui berbagai cara. Pertama, masyarakat harus memperhatikan kualitas air dan menghindari pencemaran air. Kedua, pemerintah harus mengembangkan program konservasi yang berkelanjutan dan melibatkan masyarakat dalam upaya konservasi. Ketiga, teknologi modern dapat digunakan untuk memantau kualitas air dan mengurangi polusi.
"Contoh upaya konservasi mata air dapat dilihat dalam beberapa lokasi. Di Kabupaten Kulon Progo, misalnya, masyarakat telah melakukan kegiatan nyadran, tawu sendang, dan kerja bakti untuk membersihkan mata air," katanya.
Sebelumnya Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Taufik Prihadi mengatakan secara umum diperkirakan potensi kekeringan masih di wilayah yang selama ini terjadi yaitu Kapanewon Samigaluh, Girimulyo, Kokap, Kalibawang, Panjatan, dan Pengasih.
Ia mengatakan penanganan kekeringan tidak hanya bisa dilakukan oleh BPBD. Di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain seperti Dinas Pekerjaan Umum ada program penambahan jaringan air bersih/pamsimas. Kemudian di DLH juga ada kegiatan penanaman pohon untuk menjaga keberlangsungan mata air.
Ia berharap kegiatan itu dilakukan secara simultan dan berkesinambungan, sehingga dapat mengurangi persoalan kekurangan air bersih di wilayah Kulon Progo.
"Saat ini Program Pamsimas sudah dipasang hingga pelosok dan penghijauan juga dilakukan secara masif. Harapannya dapat mengantisipasi dampak kekeringan di Kulon Progo," katanya.
Berita Lainnya
AHY: Kepemimpinan transformasional dan orkestrasi SDM kunci pembangunan berkelanjutan
Kamis, 12 September 2024 21:12 Wib
Pemerintah rilis kampanye dukung pariwisata berkelanjutan dongkrak pariwisata
Selasa, 27 Agustus 2024 15:02 Wib
Kembangkan Pertanian Berkelanjutan, Sarihusada gelar Panen Raya di Desa Kemudo
Kamis, 22 Agustus 2024 17:00 Wib
Kereta otonom mewujudkan IKN, Kaltim, kota hijau berkelanjutan
Minggu, 11 Agustus 2024 6:59 Wib
AHY dorong pembangunan berkelanjutan melalui pengendalian dan penertiban tanah dan ruang
Jumat, 9 Agustus 2024 13:18 Wib
UIN Yogyakarta mengkaji investasi syariah untuk keuangan berkelanjutan
Rabu, 31 Juli 2024 9:45 Wib
Prambanan Jazz 2024 usung kolaborasi dan program berkelanjutan
Kamis, 4 Juli 2024 20:52 Wib
Pemerintah mengembangkan talenta nasional berkelanjutan melalui SIMT
Minggu, 30 Juni 2024 16:07 Wib