BRIN mengembangkan teknologi LiDAR petakan bencana hidrometeorologi di RI

id LiDAR,teknologi kebencanaan,riset bencana,BRIN

BRIN mengembangkan teknologi LiDAR petakan bencana hidrometeorologi di RI

Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN M. Rokhis (kiri). (ANTARA/HO-BRIN)

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan dan menerapkan pemanfaatan teknologi Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk memetakan bencana hidrometeorologi di Indonesia.

"Teknologi LiDAR memiliki potensi besar dalam meningkatkan manajemen bencana hidrometeorologi, khususnya dalam mendukung manajemen banjir pesisir," kata Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN M. Rokhis Khomarudin melalui keterangan di Jakarta, Senin.

Rokhis menjelaskan teknologi LiDAR adalah metode penginderaan jauh aktif menggunakan cahaya laser untuk mengukur jarak, dengan hasil keluaran berupa data model permukaan digital resolusi tinggi.

Sedangkan bencana hidrometeorologi, kata dia, disebabkan oleh proses atmosfer, hidrologi, atau oseanografi, seperti banjir, angin topan, badai, gelombang badai, dan hujan deras, yang bisa menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur, kehilangan nyawa, dan degradasi lingkungan.



"Memahami dan memetakan peristiwa ini dengan akurat sangat penting untuk strategi manajemen bencana yang efektif dan efisien," ujarnya.

Dalam beberapa waktu mendatang, ujar Rokhis, BRIN akan memiliki kerja sama strategis dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait kegiatan monitoring banjir di Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN kembangkan teknologi LiDAR guna petakan bencana hidrometeorologi
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024