Bantul (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan lebih dari 5.000 pompa air sebagai antisipasi atau menangani kekeringan dampak musim kemarau panjang 2024 yang melanda tanaman pertanian.
"Antisipasi dinas kita ada sebanyak 5.190 lebih pompa air yang tersedia, dari berbagai bantuan untuk antisipasi seandainya benar-benar terjadi kekeringan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Joko Waluyo di Bantul, Jumat.
Menurut dia, ribuan pompa air bantuan pemerintah baik bersumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) maupun APBN tersebut bisa dimanfaatkan kelompok maupun petani daerah ini untuk menaikkan air dengan mencari sumber sumber air.
"Tetapi sampai saat ini Alhamdulillah di Kabupaten Bantul belum ada laporan kekeringan yang mengakibatkan puso atau gagal panen, memang di Bantul beberapa wilayah pada umumnya debit air sudah menurun apalagi sungai," katanya.
Selain dengan pompa air, kata dia, antisipasi dinas dengan gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat petani yang apabila hendak melakukan tanam padi agar mencari jenis atau varietas yang usia tanam hingga panen lebih pendek.
"Kita juga antisipasi dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang mau tanam monggo (silahkan), cari tanaman yang tidak banyak butuh air, misalnya palawija, kalau yang padi masih akan ada air carilah padi yang umur pendek," katanya.
Pihaknya menyarankan agar petani yang apabila daerahnya masih tersedia air menanam padi seperti yang ditanam dalam program IP (Indeks Pertanaman) 400 tersebut, dengan umur 70 sampai 80 hari panen.
Menurut dia, tanaman pertanian yang rawan terdampak kekeringan karena kemarau saat ini adalah tanaman padi, tanaman yang banyak membutuhkan air, sementara kalau palawija atau hortikultura tidak begitu dan diolah pada lahan tertentu.
"Tapi kita di Bantul masih aman sesuai dengan tahun tahun sebelumnya, kami juga mentargetkan luas panen padi sampai akhir tahun seluas hampir 29 ribu hektare, dan saat ini sudah lebih dari 15 ribu hektare di Agustus, karena sudah musim tanam dua," katanya.