Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut kejadian kebakaran di daerah ini pada awal musim hujan November cenderung menurun.
"Tentunya karena beberapa wilayah sudah basah terkena air hujan, maka kejadian kebakaran karena sampah sudah menurun," kata Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) BPBD Bantul Irawan Kurnianto saat dikonfirmasi di Bantul, Senin.
Menurut dia, tidak seperti saat musim kemarau sebelumnya atau sebelum masuk musim hujan awal November, yang kejadian kebakaran akibat aktivitas membakar sampah lebih mendominasi di wilayah Bantul.
"Selama November hanya tiga kali kejadian kebakaran, yaitu kebakaran trafo di UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), dan kebakaran mobil dua kali kejadian. Yang banyak penanganan pohon tumbang dan 'animal rescue,'" katanya.
Meski demikian, masyarakat tetap diimbau mewaspadai kejadian kebakaran, karena berdasarkan data BPBD Bantul, selain karena aktivitas membakar sampah, kejadian kebakaran juga diakibatkan karena faktor lain.
Dia menyebut, dari 312 kejadian kebakaran di wilayah Bantul dan luar wilayah manajemen kebakaran (WMK) yang ditangani Damkarmat BPBD Bantul sepanjang 2024 hingga 11 November, penyebab kebakaran karena membakar sampah dan barang bekas ada 148 kejadian.
"Kejadian kebakaran lainnya disebabkan karena kesengajaan delapan kejadian, kebocoran gas 21 kejadian, kelalaian 43 kejadian, korsleting listrik 55 kejadian, dan belum diketahui penyebabnya 37 kejadian," katanya.
Dia mengatakan, dari kejadian kebakaran di Bantul selama 2024 tersebut, BPBD mencatat kerugian mencapai sebesar Rp2,65 miliar dari 269 kejadian di Bantul dalam WMK, kerugian sebesar Rp350 juta dari 25 kejadian di Bantul luar WMK, dan kerugian Rp290 juta dari 18 kejadian di luar wilayah Bantul.