Sleman (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan pendampingan psikologi terhadap anak dan remaja melalui komunitas dan sekolah guna menekan angka kasus kekerasan terhadap anak.
"Pendampingan ini kami lakukan karena angka kasus kekerasan terhadap anak di Sleman tergolong tinggi," kata Kepala DP3AP2KB Kabupaten Sleman Wildan Solichin di Sleman, Jumat.
Menurut dia, kasus kekerasan terhadap anak di Sleman sejak awal tahun hingga saat ini tercatat ada 164 anak yang menjadi korban kekerasan, baik itu kekerasan fisik, psikis dan kekerasan seksual.
"Dari Januari hingga November 2024 ada 164 kasus kekerasan terhadap anak yang kami tangani," katanya.
Pihaknya terus berupaya agar kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Sleman dapat ditekan, salah satunya melalui pendampingan psikologi.
"Pendampingan kami lakukan melalui Forum Anak Sleman dengan menghadirkan psikolog dan mengedukasi tentang bahaya media sosial, pornografi dan lainnya. Diharapkan Forum Anak Sleman ini bisa menjadi agen untuk menularkan ke teman-teman sebayanya di lingkungan tempat tinggal maupun sekolah," katanya.
Pihaknya juga melakukan kunjungan dan menghadirkan psikolog di sekolah-sekolah untuk melakukan skrining guna mengetahui kondisi anak-anak di sekolah.
"Skrining dilakukan untuk mengetahui kondisi anak-anak baik-baik saja atau ada masalah. Hasil skrining yang ditangani psikolog terdapat beragam masalah. Ada anak yang sampai halusinasi, hingga berkeinginan bunuh diri. Jadi ini sudah darurat, harus ada perhatian lebih," katanya.
Ia mengatakan juga terus berupaya melalui berbagai inovasi agar ada langkah tepat bagaimana memahamkan kepada anak dan bahkan kepada orang tua.
"Karena ada beberapa kasus ketika forum parenting di sekolah, ternyata orangtua siswa tidak datang, sehingga edukasi tidak mungkin tersampaikan. Untuk itu kami menyiapkan psikolog datang langsung mengunjungi jika ada temuan, dan orangtua juga sedang dalam masalah. Harapannya dapat diketahui problem orangtua dan mengurai akar permasalahan yang dihadapi," katanya.*