Masuk musim tanam, Petani tembakau berharap perlindungan pemerintah, ini alasannya

id petani,tembakau,regulasi,peraturan

Masuk musim tanam, Petani tembakau berharap perlindungan pemerintah, ini alasannya

Pekerja mengangkat daun tembakau saat panen di Desa Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Rabu (18/9/2024). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Yogyakarta (ANTARA) - Memasuki musim tanam yang sebentar lagi tiba, petani tembakau di sentra-sentra produksi tembakau menghadapi tantangan besar, tidak hanya soal cuaca dan perubahan iklim yang kian tak bisa diprediksi, mereka kini dihadapkan pada regulasi-regulasi baru yang semakin memberatkan. Para petani pun berharap ada perlindungan nyata dari pemerintah agar keberlangsungan mata pencaharian mereka tetap terjaga.

Siyamin, Ketua DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung, Jawa Tengah menyampaikan keprihatinannya.

"Kami sudah mempersiapkan lahan untuk tanam, tapi banyak hal yang menghambat. Regulasi pupuk bersubsidi yang tidak merata dan pasal-pasal dalam PP No 28 Tahun 2024 serta R-Permenkes yang mengancam produk tembakau kami, menjadi kekhawatiran yang serius," ungkapnya.

Siyamin menyebutkan di kawasan lereng Gunung Prau, Sindoro, dan Sumbing, lebih dari 6.000 hektar lahan siap ditanami tembakau, namun tembakau tetap menjadi harapan utama bagi perekonomian masyarakat Temanggung, terutama di tengah musim kemarau yang sulit.

"Tembakau masih jadi tumpuan harapan kami. Perekonomian kami bergerak hanya jika tembakau dilindungi. Pemerintah harus hadir dan memberikan pendampingan bagi petani," kata Siyamin.

Baca juga: Konsumen tembakau harapkan regulasi lebih berimbang dan berpihak pada ekosistem nasional

Baca juga: Tenaga kerja tembakau menolak aturan kemasan rokok polos tanpa merk

Hal senada juga diungkapkan oleh Triyanto, Ketua DPC APTI Yogyakarta bahwa Sleman, Gunung Kidul, dan Bantul bersiap memasuki musim tanam, namun banyak petani yang cemas dengan peraturan yang semakin ketat.

"Kami butuh regulasi yang mendukung kami, bukan yang justru membunuh mata pencaharian kami," katanya.

Menurut Triyanto, industri tembakau bukan hanya penting bagi petani, tetapi juga sebagai penyerap tenaga kerja mulai dari masa tanam hingga pasca panen.

Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan kebijakan yang berpihak pada petani.

"Kami berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk melindungi petani tembakau dan mendukung kualitas serta produktivitas komoditas ini," harapnya.

Para petani pun menantikan kebijakan pro-petani yang akan membantu mereka bertahan dan berkembang. Mereka percaya bahwa dengan perlindungan dari pemerintah, mereka bisa terus mempertahankan komoditas tembakau yang telah menjadi sumber kehidupan banyak keluarga di daerah tersebut.

Baca juga: Indonesia sederhanakan sistem cukai rokok di Indonesia

Baca juga: Terkait industri tembakau, Indonesia tak terpengaruh agenda global

Baca juga: Pemerintah diminta tidak menaikkan cukai rokok SKT