Yogyakarta (ANTARA) - Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, Haleon Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan dengan menerapkan praktik manufaktur ramah lingkungan di fasilitas produksinya di Pulogadung. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengurangi dampak lingkungan sambil menjaga efisiensi operasional dan kualitas produk.
Isu sampah plastik masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hingga saat ini terdapat 11,3 juta ton sampah yang belum terkelola secara optimal. Menyikapi masalah ini, Haleon Indonesia berupaya menguranginya dengan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek operasionalnya.
Salah satu langkah konkret yang diterapkan adalah penggunaan 100 persen botol berbahan ramah lingkungan untuk produk cairan, yang telah terbukti mampu mengurangi emisi CO hingga 80 persen serta menekan jumlah sampah plastik sebelum mencapai tempat pembuangan akhir.
Sejak 2023 Haleon Indonesia juga telah menerapkan sistem pemanenan air hujan di pabrik Pulogadung guna memastikan pengelolaan air yang lebih bertanggung jawab. Perusahaan menargetkan pengelolaan air yang lebih efisien pada 2025 untuk mendukung keberlanjutan sumber daya jangka panjang.
Baca juga: Bupati Sleman berkomitmen segera menyelesaikan persoalan sampah
Suwandi Yulia Putra, Direktur Site Haleon Pulogadung menegaskan bahwa keberlanjutan merupakan prinsip utama dalam operasional perusahaan.
"Kami ingin membuktikan bahwa manufaktur bisa tetap produktif tanpa merusak lingkungan. Beralih ke kemasan ramah lingkungan dan menerapkan inisiatif zero waste hanyalah permulaan. Tujuan kami adalah menetapkan standar baru dalam manufaktur yang bertanggung jawab di Indonesia," ujarnya.
Senada dengan itu, General Manager Haleon Indonesia Dhanica Mae Tiu, menekankan pentingnya praktik berkelanjutan dalam industri kesehatan konsumen.
"Sebagai perusahaan global dengan operasi besar di Indonesia, kami memiliki tanggung jawab untuk mengintegrasikan keberlanjutan dalam setiap aspek bisnis kami. Dengan strategi pengurangan limbah dan pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab, kami ingin berkontribusi secara nyata terhadap lingkungan sambil memastikan ketersediaan produk berkualitas tinggi bagi konsumen," katanya.
Baca juga: Bantul memperkuat komitmen peran aktif pengolahan sampah berkelanjutan
Selain komitmen internal, Haleon Indonesia juga aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung ekonomi sirkular. Salah satu mitranya, T.CARE Foundation, mengapresiasi langkah yang diambil perusahaan dalam menjalankan manufaktur berkelanjutan. Hendra Ikhwan, perwakilan T.CARE Foundation, menyampaikan bahwa komitmen Haleon terhadap kemasan ramah lingkungan dan zero waste sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan di Indonesia. "Kami berharap semakin banyak bisnis lain yang mengikuti langkah Haleon untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau," ungkapnya.
Dengan semakin banyaknya industri yang mengadopsi praktik keberlanjutan, Haleon Indonesia membuktikan bahwa pertumbuhan bisnis dan kepedulian terhadap lingkungan dapat berjalan beriringan. Perusahaan berkomitmen untuk terus mendorong inovasi demi membangun ekosistem industri yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Baca juga: Atasi permasalahan sampah, Pemda DIY luncurkan purwarupa insinerator untuk sekolah