Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia bergerak cepat menyikapi kebijakan mengejutkan dari Presiden AS Donald Trump yang mengenakan tarif impor tinggi ke hampir seluruh negara, termasuk Indonesia. Langkah darurat disiapkan, diplomasi digencarkan, dan stabilitas ekonomi dalam negeri dijaga ketat.
Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang diterima di Jakarta pada Kamis, disebutkan bahwa Indonesia akan segera mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah AS.
“Sebagai bagian dari negosiasi, pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai langkah untuk menjawab permasalahan yang diangkat oleh Pemerintah AS, terutama yang disampaikan dalam laporan National Trade Estimate (NTE) 2025 yang diterbitkan US Trade Representative,” bunyi pernyataan tersebut.
Trump, dalam konferensi pers Rabu lalu, mengumumkan pengenaan tarif impor baru terhadap berbagai negara mitra dagang. Indonesia, dalam kebijakan terbaru itu, dikenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen, merespons tuduhan AS bahwa RI memungut tarif tinggi atas produk asal Negeri Paman Sam—yakni sebesar 64 persen. Tarif dasar AS sebesar 10 persen akan mulai berlaku pada 5 April, disusul tarif tambahan pada 9 April.
Baca juga: Trump ancam Iran dengan serangan bom jika tolak negosiasi nuklir
Tidak hanya itu, Indonesia juga mengambil langkah di tingkat kawasan dengan menjalin komunikasi intensif bersama Malaysia yang memegang Keketuaan ASEAN tahun ini. Tujuannya: merumuskan langkah kolektif sebagai respons atas kebijakan AS yang memukul semua anggota ASEAN dengan besaran tarif yang bervariasi.
Negara-negara ASEAN lainnya juga terdampak serius: Kamboja dikenai tarif 49 persen, Vietnam 46 persen, Thailand 36 persen, dan Malaysia 24 persen.
Di dalam negeri, pemerintah memastikan langkah-langkah penguatan ekonomi tetap berjalan. Stabilitas yield Surat Berharga Negara (SBN), nilai tukar rupiah, dan likuiditas valas menjadi fokus utama guna menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah ancaman eksternal ini.
Tim lintas kementerian dan lembaga, termasuk perwakilan RI di AS serta pelaku usaha nasional, juga terus berkoordinasi secara intensif untuk menghadapi dampak dari kebijakan tarif tersebut.
Presiden Prabowo Subianto pun tidak tinggal diam. Ia telah menginstruksikan Kabinet Merah Putih untuk mengambil langkah strategis, melakukan reformasi struktural, serta mendorong kebijakan deregulasi dan penghapusan hambatan regulatif, khususnya terkait non-tariff barrier yang selama ini dikeluhkan investor dan pelaku industri.
Baca juga: PBB peringatkan AS dan Iran hentikan retorika provokatif soal senjata nuklir
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RI jaga komunikasi dengan AS, ASEAN untuk respons tarif impor Trump