Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta membuka jalur domisili daerah tahap khusus dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang SMP tahun ajaran 2025/2026, khusus untuk warga Kemantren Umbulharjo.
"Kami membuka akses awal bagi masyarakat Umbulharjo untuk jalur domisili daerah. Kuota dua puluh persen awal digunakan untuk masyarakat Umbulharjo," kata Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta Budi Santosa Asrori dalam keterangannya di Yogyakarta, Rabu.
Tahap khusus tersebut, menurut dia, hanya berlaku di SMP Negeri 10 Yogyakarta yang merupakan satu-satunya SMP negeri di Kemantren Umbulharjo.
Baca juga: Dindikpora sebut kuota SPMB SMP negeri di Yogyakarta 3.456 siswa
Dari total kuota jalur domisili daerah sebesar 40 persen, kata Budi, 20 persen pertama disediakan khusus untuk warga Umbulharjo dan sisa kuota 20 persen lainnya dibuka untuk pendaftar dari 14 kemantren lain di Kota Yogyakarta.
Menurut Budi, kebijakan itu diambil untuk mengakomodasi aspirasi masyarakat serta mempertimbangkan kondisi geografis dan kepadatan jumlah siswa di wilayah Umbulharjo.
"Wilayah Umbulharjo itu luasnya hampir sepertiga dari Kota Yogyakarta, tapi hanya ada satu SMP negeri. Maka, akses khusus ini kami berikan agar ada pemerataan kesempatan bagi warga setempat," ujarnya.
Jalur domisili daerah tahap khusus Kemantren Umbulharjo memiliki daya tampung sebanyak 91 kursi di SMPN 10.
Baca juga: JCW buka posko aduan SPMB SMP sampai SMA/SMK di Yogyakarta
Seleksi berlangsung mulai 18 sampai 23 Juni 2025, diawali pengajuan akun secara mandiri melalui laman https://yogya.spmb.id, disusul pengumpulan berkas dan verifikasi akun di SMPN 10 Yogyakarta pada 20-23 Juni 2025.
Aktivasi token dilakukan pada 20-24 Juni, sedangkan hasil seleksi diumumkan 25 Juni 2025.
Budi menuturkan seleksi dilakukan berdasarkan nilai gabungan asesmen standarisasi penilaian daerah (ASPD) dan nilai rapor kelas 4 sampai 6 semester 1.
Kepala Bidang Pendidik Tenaga Kependidikan Data dan Sistem Informasi Disdikpora Kota Yogyakarta Mannarima mengatakan berdasarkan pendataan, Kemantren Umbulharjo memiliki jumlah siswa terbanyak di antara kemantren lain.
Namun, karena hanya ada satu SMP negeri dan jaraknya cukup jauh dari sekolah negeri lainnya, warga Umbulharjo kerap kalah bersaing di jalur radius.
Baca juga: DIY provinsi pertama deklarasi Komitmen Gerakan Anak Indonesia Hebat dan SPMB 2025
Baca juga: Pemkab Bantul sosialisasikan SPMB pastikan semua anak terima pendidikan layak
"Kalau bersaing jalur radius, masyarakat Umbulharjo sulit. Makannya kita kasih separuh dari jalur domisili daerah khusus Umbulharjo di SMPN 10 Yogyakarta," ujarnya.
Mengingat seleksi tahap khusus Umbulharjo bersamaan dengan seleksi jalur radius, dia berharap warga Umbulharjo memilih jalur yang paling berpeluang, apakah melalui jalur radius atau jalur tahap khusus.
SPMB jenjang SMP Negeri di Kota Yogyakarta tahun ini mencakup delapan jalur seleksi, yakni jalur domisili radius (kuota 10 persen), domisili daerah (40 persen), afirmasi Keluarga Sasaran Jaminan Perlindungan Sosial/KSJPS (15 persen), afirmasi disabilitas (5 persen), mutasi dan kemaslahatan guru (5 persen), prestasi akademik (10 persen), prestasi umum (10 persen), dan prestasi khusus (5 persen).
Adapun seleksi jalur radius berdasarkan jarak antara titik tengah RW tempat tinggal calon siswa dengan titik tengah sekolah dan jalur afirmasi disabilitas dan KSJPS berdasarkan nilai rapor dan ASPD.
Baca juga: SPMB SMAN/SMKN Yogyakarta 2025 resmi dibuka, Ini jalur dan jadwalnya