Samarinda (ANTARA) - Dokter dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Kalimantan Timur memaparkan upaya penanganan stres berat, yang jika diabaikan dapat berkembang menjadi gangguan mental serius dan kini dinilai kian rentan menyerang kalangan usia muda.
"Istilah mental breakdown atau nervous breakdown yang sering didengar publik itu sebenarnya hanya sebuah istilah dalam dunia medis, bukan merupakan suatu diagnosis penyakit kejiwaan," kata dokter Ramdani di Samarinda, Minggu.
Ramdani menekankan pentingnya penanganan sesegera mungkin saat tanda-tanda stres muncul. Upaya penanganan awal dapat dimulai dari lingkungan terdekat, seperti keluarga, melalui pendekatan persuasif yang sabar dan konsisten.
"Kita harus mengantongi kunci masalahnya di mana, mungkin kita bisa bantu, misalnya menyelesaikan beberapa hal dulu," tuturnya.
Lanjut Ramdani, apabila kondisi penderita sudah menunjukkan gangguan yang besar atau sulit diajak berkomunikasi, maka bantuan profesional medis sangat dibutuhkan. Penanganan profesional bisa melibatkan dokter spesialis jiwa atau psikolog.
Baca juga: KPAI menekankan sistem deteksi dini guna cegah pelajar bunuh diri
Salah satu metode terapi yang digunakan adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau Terapi Perilaku Kognitif. Terapi ini berfokus pada apa yang dipikirkan dan dirasakan pasien, dengan tujuan mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif.
"Selain terapi individual, penanganan juga bisa dilakukan melalui program komunitas atau kelompok dukungan," ucap Ramdani.
Sementara itu, imbuh dia, penggunaan obat-obatan medis akan menjadi opsi terakhir yang diambil oleh dokter berdasarkan kondisi spesifik dan tingkat keparahan yang dialami pasien.
Ia menjelaskan istilah kena mental menggambarkan kondisi di mana seorang individu sedang mengalami tekanan atau stres berat pada kejiwaan.
Stres ini dapat bereaksi secara cepat maupun terakumulasi perlahan-lahan hingga akhirnya terlihat.
Baca juga: Psikolog sebut sehat mental bukan berarti seseorang selalu bahagia
Menurutnya, kondisi stres berat ini adalah ciri-ciri awal sebelum seseorang berkembang mengalami kondisi gangguan mental yang sesungguhnya dan membutuhkan diagnosis medis.
"Apabila tekanan berat ini tidak diatasi, maka dapat berkembang menjadi gangguan mental serius seperti depresi, gangguan kecemasan, bipolar, hingga gangguan psikotik," papar Ramdani.
Ia menyoroti temuan di lapangan bahwa usia individu yang mengalami tekanan mental ini justru semakin muda.
"Jadi memang banyak anak-anak muda yang terkena dampak dari kondisi stres berat ini," ujarnya.
Baca juga: DPR: Diperlukan revolusi mental untuk Pembumian Pancasila di era kini
