Dinkes Gunung Kidul imbau Masyarakat waspadai DBD

id DBD

Dinkes Gunung Kidul imbau Masyarakat waspadai DBD

Salah satu pasien DBDB yang dirawat di RSUP DR Sarjito Yogyakarta. (Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto) (antara)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue karena ditemukan 125 kasus mulai Januari hingga Februari 2016.

Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Agus Prihastoro di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan jumlah penderita DBD di Gunung Kidul sampai akhir Januari 2016 mencapai 123 orang dan Februari 2016 ada dua orang.

"Kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai DBD. Kami juga mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan rumah," kata Agus.

Ia mengatakan Dinkes menyediakan abate yang dibagikan kepada masyarakat baik melalui puskesmas di kecamatan-kecamatan untuk pencegahan DBD.

"Berapa pun jumlah abate yang dibutuhkan masyarakat, kami siap menyediakannya. Kami berharap peran aktif masyarakat untuk ikut pemberaantasan sarang nyamuk," katanya.

Untuk mencegah penularan, pihaknya rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat, supaya menjaga pola hidup lebih baik. Budaya bersih dengan menerapkan pola 3 M (menguras, mengubur dan menutup).

Agus juga mengingatkan masa gigitan nyamuk aedes aegypti yang membawa penyakit DBD terjadi pada pagi hari antara pukul 08.00 WIB sampai 10.00 WIB. Kemudian, pada sore hari antara pukul 14.00 WIB sampai 15.00 WIB.

"Untuk pencegahan dari dalam diri sendiri bisa mengkonsumsi makanan yang bergizi, dan banyak minum," katanya.

Agus mengatakan wilayah yang menjadi endemik DBD di ibu kota kabupaten yakni, Kecamatan Wonosari. Penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti ini menyerang siapa saja dari orang tua hingga balita.

"Di Wonosari kasusnya sangat banyak dibanding wilayah kecamatan lain, kecamatan seterusnya ialah kecamatan yang berbatasan langsung dengan Wonosari," katanya.

Disinggung kesiapan obat yang berada di rumah sakit, Agus mengatakan jika semuanya mencukupi. "Untuk obat-obatan cukup karena rumah sakit memiliki `buffer stock` obat-obatan untuk setengah tahun ke depan. Jadi aman," kata dia.

(KR-STR)