BUMN Indonesia cukup bersaing di tiga sektor

id bumn indonesia

BUMN Indonesia cukup bersaing di tiga sektor

Logo BUMN (Foto ANTARA)

Jakarta (Antara) - Direktur Pengelolaan Lembaga Manajemen Universitas Indonesia Toto Pranoto menyebut BUMN Indonesia relatif cukup bersaing di tiga sektor, yakni transportasi, kereta api dan telekomunikasi, terutama dibanding Temasek Singapura dan Khazanah Malaysia.

Toto dalam paparannya di seminar nasional Value Creation Holding BUMN 2017 di Jakarta, Kamis mengatakan perbandingan itu dikaji atas kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan Super Holding Company (SHC) Temasek dan Khazanah (di luar Petronas) serta 20 perusahaan BUMN Indonesia yang sudah "go public" (Tbk) sepanjang

"Apabila analisa diperdalam pada sembilan kelompok industri, BUMN Indonesia relatif bersaing hanya pada kelompok transportasi, kereta api dan telekomunikasi. Sementara pada bisnis perbankan, perkebunan, properti, energi, transportasi udara, pengelola bandara, maka kinerja BUMN Indonesia relatif kalah bersaing dibandingkan Temasek dan Khazanah," katanya.

Secara kelembagaan, BUMN di Indonesia dikendalikan oleh Kementrian BUMN. Sementara Temasek dan Khazanah merupakan SHC yang dikelola otonom.

Grup perusahaan yang bergabung di Khazanah berorientasi untung di mana sistem tata kelola diatur ketat dan CEO Khazanah bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri.

Sementara di Temasek, keputusan vital di grup terutama terkait penempatan posisi strategis harus mendapat persetujuan Presiden.

Secara umum dapat dikatakan Holding Company Temasek dan Khazanah bekerja secara otonom, independen dan menjalankan prinsip tata kelola perusahaan secara tegas dan konsisten.

"Di Indonesia, nyatanya saat ini hampir 25 besar BUMN menghasilkan pendapatan konsolidasi 90 persen dari seluruh total pendapatan BUMN (119 BUMN)," katanya.

Dengan demikian, menurut dia, itu berarti pemerintah cukup fokus mengelola 25 BUMN besar dalam beberapa perusahaan induk agar bisa bersaing.

"Harapannya agar bisa meningkatkan kinerja BUMN agar bisa bersaing dengan Temasek dan Khazanah," ujarnya.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan pengembangan entitas bisnis BUMN yang konsisten diharapkan dapat menjadikannya perusahaan papan atas dunia.

Dari 500 perusahaan ternama dunia pada tahun 2005 dalam Global Fortunes 500, terdapat sekitar 9 persen berstatus sebagai perusahaan BUMN.

Pada 2014, jumlah BUMN yang bertengger di perusahaan ternama dunia menjadi sebesar 23 persen. Namun, 15 persen dari BUMN papan atas tersebut merupakan BUMN dari negara China.

"Jika di Global Fortunes 500 tahun 2016 Pertamina ada di posisi 230, kami harap dengan holding nanti posisi BUMN kita lebih kuat di tingkat global," katanya. ***3***(A062)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024