Bogor (ANTARA Jogja) - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI Daryatmo menyatakan, operasi evakuasi tambahan dan pencarian "FDR" Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, dihentikan, dan mulai Senin tidak ada lagi tim SAR yang berangkat ke lokasi musibah tersebut.
"Sudah tidak ada lagi penemuan penting, dan kami sudah tiga hari tambahan melakukan pencarian dengan radius yang lebih besar," kata Daryatmo di posko helipad Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Selain itu, medan lokasi reruntuhan pesawat yang jatuh pada 9 Mei itu sangat sulit.
Evakuasi tambahan tersebut, kata Daryatmo, tetap ditutup meskipun "Flight Data Recorder" (FDR) yang merupakan bagian penting dari kotak hitam pesawat tersebut masih belum juga ditemukan.
Tim Rusia juga telah menarik seluruh personelnya dari Gunung Salak.
Personel SAR Indonesia yang Senin pagi sempat naik ke lokasi musibah, sekitar pukul 10.00 WIB sudah ditarik kembali ke posko.
Pertimbangan lainnya dari penghentian evakuasi adalah karena Tim "Disaster Victim Identification" (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi seluruh 45 korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 tersebut.
Sementara itu, investigator Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Oni Suryowibowo yang berada di Posko Cijeruk Bogor mengatakan bahwa pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan dengan data-data yang sudah ditemukan.
"Kami akan memanfaatkan sumber-sumber yang ada saja," kata Oni ketika ditanya perihal belum ditemukannya FDR pesawat itu.
Materi-materi pesawat yang terakhir diambil tim SAR dari Gunung Salak Senin pagi telah diserahkan kepada KNKT.
Sementara itu, bagian tubuh korban berupa potongan kaki dan tangan diangkut langsung dengan helikopter ke Halim Perdanakusuma.
(KR-LR*T004)