Kontingen Sleman tampil memukau di SemiPro

id kontingen sleman tampil memukau

Kontingen Sleman tampil memukau di SemiPro

Ilustrasi prajurit peserta pawai dari Kabupaten Sleman (Foto antarafoto.com)

Sleman (ANTARA Jogja) - Kontingen Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang ikut menyemarakkan kegiatan seni tahunan "Seminggu di Probolinggo" atau SemiPro, 24 Juni 2012 tampil memukau.

"Sleman mengirimkan kontingen budaya sebagai balasan atas kunjungan kontingen Probolinggo, Jawa Timuur, pada ulang tahun Kabupaten Sleman yang ke-96 pada Mei lalu," kata Kepala Bidang Peninggalan Budaya, Nilai dan Tradisi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Aji Wulantoro, Rabu.

Menurut dia, sejumlah 70 seniman dari Kabupaten Sleman yang terdiri dari bergodo dan diajeng Sleman menampilkan sebuah repertoar dengan judul Pelangi Mega Ngampak.

"Pawai berjalan meriah dengan menempuh rute sepanjang tiga kilometer di pusat pemerintahan Kota Probolinggo. Pawai budaya ini ditutup dengan penampilan rombongan di panggung utama dengan disaksikan Walikota Probolinggo Buchori yang sekaligus menerima replika Candi Prambanan dan salak yang menjadi ciri khas Sleman," katanya.

Ia mengatakan, repertoar ini merupakan garapan perpaduan antara berbagai potensi seni dan budaya yang ada di Padukuhan Pajangan dan dikolaborasikan dalam bentuk pawai di jalan dengan judul "Pelangi Mega Ngampak".

"Pawai ini membentuk konfigurasi Putri Mega Ngampak yang diperankan 10 orang diajeng Sleman dengan asesoris yang bercirikan Mega Ngampak, Bregada Kethoprak dan gongso Mega Ngampak, Bregada Pager Budaya dari Pajangan," katanya.

Aji mengatakan, Desa Budaya Pajangan adalah sebuah desa yang memiliki kekayaan seni budaya yang beraneka ragam beberapa di antaranya adalah kethoprak, wayang kulit, karawitan, teater dan jathilan.

"Pelangi Mega Ngapak adalah kolaborasi dari koreografi dari beberapa bentuk seni budaya tersebut di atas. Warna biru dan putih mendominasi garapan bregada ini," katanya.

Ia mengatakan, pada barisan depan terdapat jajaran prajurit putri yang terdiri dari diajeng Sleman kemudian pada barisan kedua diperankan pemeran kethoprak sedangkan di belakangnya adalah tandu yang mengusung seorang wanita sebagai gambaran utusan dari Kabupaten Sleman.

"Setelah itu diikuti dengan mobil hias `Mega Ngapak` yang mengangkat gamelan sebagai pengiring kirab dan ditutup dengan barisan putra bregada pager budaya yang membawa kayon biru putih yang menggambarkan warna `Mega Ngapak`," katanya.

(V001)