Kerajinan tas batik Kulon Progo berkembang pesat

id Kerajinan tas batik Kulon Progo berkembang pesat

Kerajinan tas batik Kulon Progo berkembang pesat

Perajin tas batik Desa Tuksana, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, DIY, mampu memberikan ratusan lapangan pekerjaan bagi pemuda pengangguran dan ibu-ibu rumah tangga. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (ANTARA Jogja) - Kerajin tas batik Desa Tuksana, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berkembang pesat sehingga mampu menyerap ratusan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di daerah itu.

"Yang terlibat dalam proses kerajinan tas batik sangat banyak, dari ibu-ibu rumah tangga, pemuda putus sekolah atau yang menganggur. Mereka mengerjakan pemotongan batik hingga penjahitan. Masing-masing dikerjakan sesuai bidang produksinya," kata pemilik "Suminto Tas Batik", Suminto di Kulon Progo, Jumat.

Ia mengatakan, dalam sehari pihaknya mampu memproduksi 1.500 potong tas dan memproduksi sebanyak 70 jenis tas mulai dari tas laptop, tas sekolah, tas belanja, dan tas ibu-ibu dengan model yang dimodifikasi sesuai perkembangan dan permintaan pasar.

Menurut dia, harga yang ditawarkan mulai dari Rp9.000 per tas hingga Rp45.000 per tas dengan harga grosir. Untuk tas sekolah harganya mulai dari Rp9.000 per tas dan tas laptop Rp10.000 hingga Rp19.000 per tas.

"Harga yang kami tawarkan masih grosiran. Kalau belinya eceran, akan beda atau jauh lebih mahal. Biasanya jarang yang beli satuan, kebanyakan kami jual sesuai pesanan," kata Suminto.

Dia mengatakan, hasil produksi tas dijual ke Surabaya, Jakarta, Bali, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur. Setiap bulan dirinya mengirim barang ke Surabaya, Jakarta, dan Bali masing-masing 4.000 potong tas.

"Jumlah pengiriman barang akan meningkat hingga tiga kali lipat saat musim liburan sekolah, tahun baru, dan lebaran. Untuk hari-hari bisa, per bulan hanya 4.000 potong tas," kata dia.

Bahan baku batik, kata Suminta, dibelinya dari distribotor yang mendatangkan batik dari Pekalongan, Jawa Tengah. Harga bahan baku tas batik mulai dari Rp20.000 per lembar hingga Rp30.000 per lembar.

"Satu lembar batik ada yang bisa dibuat dua tas, hingga lima tas. Semua tergantung pada ukuran dan bentuk tas yang dibuat. Selain itu, sisa-sisa batik yang dipotong juga dimanfaatkan untuk buat tas yang dibuat secara obras. semua bahan baku tidak ada yang dibuang, semua terpakai," kata dia.

(KR-STR)