Ratusan "tenong" ramaikan "Nyadran" di Temanggung

id ratusan tenong ramaikan

Ratusan "tenong" ramaikan "Nyadran" di Temanggung

"Nyadran" di Temanggung (Foto antarafoto.com)

Temanggung (Antara Jogja) - Ratusan "tenong" (wadah makanan dari anyaman bambu) berisi nasi dan lauk-pauk meramaikan tradisi "nyadran" di Dusun Demangan, Desa Candimulyo, Kabupaten Temanggung, Jumat.

Tradisi "nyadran" yang diselenggarakan menjelang bulan Ramadhan dilakukan masyarakat di sebuah makam di Dusun Demangan, Desa Candimulyo, Kecamatan Kedu tersebut diawali dengan doa bersama dipimpin tokoh agama setempat.

Setelah doa bersama selesai, dilakukan kirab "nyadran", yakni warga membawa tenong dari rumah menuju makam secara bersama-sama. Selain tenong, di antara mereka juga ada yang membawa kuali berisi gulai kambing.

Jenis lauk-pauk yang terdapat dalam tenong tersebut, antara lain daging, peyek, tempe, bakmi goreng, ingkung ayam.

Sampai di makam, sebagian makanan di dalam tenong tersebut kemudian diambil dan ditempatkan di atas "tampah" (nampan) untuk serahkan panitia. Nasi beserta lauk-pauk tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat yang hadir pada acara tersebut.

Warga yang hadir kemudian makan nasi bersama-sama secara berkelompok dari makanan yang disajikan panitia tersebut, di antara mereka juga makan dengan alas "pincuk" (wadah dari daun pisang). 
   
Juru kunci makam, Rohmidi (61) mengatakan, tradisi "nyadran" tersebut diselenggarakan setiap tahun menjelang bulan Ramadhan atau bulan Ruwah dalam kalender Jawa pada hari Jumat Kliwon.

Ia mengatakan keunikan tradisi "nyadran" di Demangan ini, yakni setiap makanan yang disajikan saat memasak tidak boleh dicicipi.

"Sebuah pantangan bagi warga untuk mencicipi makanan nyadran, karena khawatir terjadi malapetaka. Hal ini sudah dilakukan turun temurun," katanya.

Ia mengatakan warga yang datang ke makam ini bukan hanya warga Demangan tetapi juga warga sekitar Desa Candimulyo. Bahkan warga Demangan yang berada di rantau saat ini juga pulang untuk nyadran," katanya.

Setelah upacara adat di makam selesai, dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit yang digelar di halaman warga Dusun Demangan berlangsung hingga sore hari. 

(H018)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024