Sugeng berharap Ucok mengurungkan niat mencari Marcel

id serda ucok, sidang kasus cebongan

Sugeng berharap Ucok mengurungkan niat mencari Marcel

Sidang kasus penyerangan Lapas Cebongan (Foto Antara/Sigit Kurniawan)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Serda Sugeng Sumaryanto sempat berharap Serda Ucok Tigor Simbolon mengurungkan niat mencari kelompok Marcel ke Yogyakarta ketika pulang ke asrama Kandang Menjangan dan bertemu dengan anak-istrinya.

"Ketika di Gunung Lawu saya sudah tidak bisa mencegah Serda Ucok untuk turun dan pergi ke Yogyakarta. Maka saat dalam perjalanan dan ditanya mau langsung ke Yogyakarta atau ke asrama, saya bilang ke asrama dulu," kata Serda Sugeng di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, Selasa.

Hal tersebut disampaikan Sugeng Sumaryanto saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus penyerangan Lapas Cebongan dengan lima terdakwa yakni Sersan Satu Tri Juwanto, Sersan Satu Anjar Rohmanto, Sersan Satu Martinus Roberto, Sersan Satu Suprapto, dan Sersan Satu Hermawan Siswoyo.

"Saya sangat berharap saat sampai asrama dan Serda Ucok bertemu dengan anak dan istrinya, dia akan berubah pikiran dan mengurungkan niat untuk mencari Marcel, serta bersedia kembali ke lokasi latihan di Gunung Lawu," katanya.

Ia mengatakan mendengar kabar ada anggota Kopassus yang tewas dikeroyok di Hugos Cafe pada 19 Maret oleh kelompok Dicky Cs dan pembacokan Sertu Sriyono juga kelompok Marcel di Yogyakarta pada 20 Maret.

"Saat latihan di Gunung Lawu Serda Ucok secara perilaku sudah berubah karena mendengar kabar tersebut. Serda Ucok secara psikologis sudah mulai emosional, karena Sertu Sriyono tersebut merupakan teman satu angkatan dan pernah menyelamatkan nyawanya saat penghadangan mobil oleh musuh saat operasi keamanan di Aceh pada 2002," katanya.

Ia mengatakan, pada sore harinya Serda Ucok mengajak dirinya dan Koptu Kodik turun dan mencari kelompok Marcel ke Yogyakarta.

"Saya sempat menolak ajakan tersebut karena takut dicari Danlat (Komandan Latihan). Ucok langsung malah marah dan mengatakan saya tidak punya jiwa Korsa dan langsung pergi sendirian," katanya.

Ia mengatakan, karena dirinya khawatir kondisi Serda Ucok yang sedang emosional dan juga masalah keamanan dan keselamatan Ucok, maka dirinya bersama Koptu Kodik kemudian mengikuti Ucok dan ikut bersama dalam mobil Ucok turun ke asrama.

"Saya khawatir karena yang saya dengar kelompok tersebut cukup nekad, tentara saja dibacok, ini akan berbahaya jika Ucok berangkat sendirian," katanya.

Serda Ucok dalam kesaksiannya mengatakan, setelah turun dari Gunung Lawu bersama Serda Suheng Sumaryanto dan Koptu Kodik kemudian janjian pukul 20.00 WIB bertemu di kantin asrama Kopassus.

"Saat menunggu Sugeng dan Kodikl di kantin, saya bertemu Sersan Satu Tri Juwanto sedang makan. Saya mengobrol mengenai tewasnya Heru Santoso dan pembacokan Sriyono," katanya.

Menurut dia, Tri Juwanto kemudian mengatakan, kalau yang membunuh Serka Heru Santoso adalah kelompok Dicky dan ada empat orang yang sudah ditahan di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kemudian Tri Juwanto diajak Ucok untuk mencari kelompok Marcel di Yogyakarta. Tri Juwanto kemudian, mencari teman-teman lain.

Dengan menggunakan kendaraannya, Toyota Avanza bernomor polisi B 8466 XJ, Ucok berangkat bersama Sersan Dua Sugeng Sumaryanto, Kopral Satu Kodik.

Saat akan berangkat, dirinya bertemu Sersan Dua Ikhmawan Suprapto dan diajak. Diikutilah, kendaraan lain Suzuki Apv hitam yang dibawa Tri Juwanto.

Menurut Ucok, kepergian ke Yogyakarta untuk mencari Marcel. Dirinya ingin menghajar sampai babak belur.

Namun, ketika sampai di Yogyakarta, berputar-putar dan tidak mendapati yang dicari. Dirinya berinisiatif menuju ke LP Kelas IIB Cebongan, Sleman, atas informasi yang didapatkan kalau tahanan kelompok Dicky dipindah dari Polda ke LP tersebut.

Saat di Lapas Cebongan tersebut kemudian berujung pada penembakan empat tahanan titipan Polda DIY tersebut yang dilakukan Serda Ucok Tigor Simbolon.

Penyerangan LP Cebongan itu menewaskan empat tahanan yakni Benyamin Angel Sahetapy alias Deki, Yohanis Juan Manbait alias Juan, Adrianus Chandra Galaja alias Dedy dan Yermiyanto Rohi Riwu alias Ade.
(V001)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024