YKI Yogyakarta siapkan pendataan penderita kanker

id kanker

Yogyakarta (Antara Jogja) - Yayasan Kanker Indonesia Kota Yogyakarta segera menyiapkan pendataan penderita kanker di wilayah ini sebagai upaya pemetaan jenis dan jumlah penderita kanker di Yogyakarta.

"Sampai sekarang kami belum memiliki data jumlah penderita dan jenis serta stadium penderita kanker. Padahal, data ini sangat penting sebagai dasar program yang akan dilakukan. Oleh karena itu, kami akan segera melakukan pendataan," kata Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun usai pengukuhan pengurus periode 2013-2017 di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, pendataan penderita kanker akan dilakukan konselor atau relawan di tiap kelurahan, dan diharapkan pada Februari nanti sudah ada data jumlah penderita kanker di Kota Yogyakarta.

Meskipun belum memiliki data pasti mengenai jumlah penderita kanker di Kota Yogyakarta, namun Tri mengatakan kanker yang cukup banyak diderita warga kota adalah kanker serviks, kanker payudara dan kanker paru-paru.

"Banyak di antara penderita yang tidak memperoleh pengobatan yang layak, karena biaya pengobatannya cukup besar," katanya.

Ia berharap Rumah Sakit Jogja sebagai rumah sakit pemerintah bisa segera memiliki alat deteksi dini kanker, sehingga pasien tidak harus datang ke RS Dr Sardjito untuk bisa mengakses pengobatan.

"RS Jogja perlu memiliki peralatan radiologi agar bisa mendeteksi secara dini penyakit kanker. Pemerintah Kota Yogyakarta mungkin bisa membuat kebijakan tersendiri agar warga kota ini bisa mengakses pengobatan atau deteksi dini kanker dengan biaya murah," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam pengukuhan pengurus YKI mengatakan agar kepengurusan yang baru ini dapat memberikan konstribusi positif pada penanganan penderita kanker, dan sosialisasi mengenai penyakit tersebut.

"Pengurus bisa memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana mencegah kanker. Sebagian besar dari berbagai jenis kanker yang ada sebenarnya bisa dicegah dengan pola hidup sehat," katanya.

Haryadi meminta kepada penderita agar melakukan pengobatan secara medis, dan bukannya memilih melakukan pengobatan alternatif.

"Banyak di antara penderita yang memilih melakukan pengobatan alternatif dulu. Baru setelah menginjak stadium lanjut, beralih ke medis. Pengobatan terbaik adalah dengan cara medis sejak awal," katanya.

  (E013)