Seniman Ubud kembangkan lukisan motif tersendiri

id seniman ubud kembangkan

Seniman Ubud kembangkan lukisan motif tersendiri

Anak Agung Gede Rai (Foto suluhbali.co)

Denpasar (Antara Jogja) - Seniman dari sejumlah banjar (dusun) di Ubud, Kabupaten Gianyar, yang pernah belajar dari Walter Spies, seniman warga negara Jerman yang lama bermukim di daerah itu, akhirnya mengembangkan lukisan bermotif tersendiri.

"Kondisi itu menghasilkan karya seni lukis yang bermutu yang tetap kokoh dan lestari hingga sekarang," kata pelaku seni di Bali Anak Agung Gede Rai di Denpasar, Kamis.

Pendiri dan pengelola Museum Arma di perkampungan seniman Ubud itu menjelaskan, seniman asal Banjar Padang Tegal misalnya, berkat belajar dari Walter Spies mewarisi lukisan wayang gaya Sobrat, Turas, Ketut Ding, Ketut Rungun dan Moleh.

Sedangkan seniman asal Pengosekan seperti Wayang Kobot, Baret, Liyer, wayang stail Grudug serta banjar Taman dengan tokohnya pelukis Meja.

Seniman yang mengembangkan gaya personal sesuai karakter masing-masing, malahan gaya Ketut Ding dengan tetangga sebelah seperti Moleh ternyata memiliki ciri kesan yang berbeda satu sama lain.

"Satu guru satu ilmu, satu tempekan, satu tema misalnya Sita Labuh Geni, ternyata memvisualisasikan karakter pribadi masing-masing. Grudug, Tebesaya, menerapkan warna monokromatik cerah pada kanvas berukuran jumbo, narasi ceritra wayang hampir tuntas dilukiskan dalam satu kanvas, sehingga satu karakter wayang yang sama bisa tampil berulang-ulang dalam satu tuntutan ceritra," ujar Agung Rai.

Sementara seniman Pengosekan lebih senang  mengangkat tema filsafat melalui penggambaran tokoh wayang dewata yang cenderung anthropomorpik dengan warna nyaris monokromatik  menggunakan teknik pribadi.

Tanda aura kedewataan lenyap diganti himpunan awon-awon yang digarap sangat halus, masif, namun tidak mereduksi makna tokoh sentral.-luarbiasa.

Bahkan yang lebih luar biasa lagi, momentum ketika Ratu Elizabeth II asal Inggris tahun 1974 berkenan berkunjung ke Pengosekan, Ubud hanya untuk mengenal dari dekat situasi desa yang telah melahirkan karya  seni lukis bermnutu itu.

Ratu Elizabeth II mengunjungi Mangku Gina yang kala itu banyak menghasilkan karya-karya seni yang sangat diminati pencintanya di luar negeri, ujar Agung Rai.

(I006)

Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024