Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta para peternak sapi kawasan Tempat Pembuangan Akhir Piyungan melakukan karantina terhadap ternak miliknya sebelum mereka jual.
"Sapi harus dikarantina diberi makan rumput biasa, peternak yang melakukan karantina terhadap sapi-sapinya sendiri," kata Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Witanta, Senin.
Menurut dia, sapi yang berasal dari kawasan tempat pembuangan sampah, TPA Piyungan, harus dikarantina karena sapi-sapi tersebut ditengarai banyak mengonsumsi sampah yang diduga tercemar zat logam seperti plastik yang dapat mengancam kesehatan manusia.
"Karantina ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan logam yang ada dalam tubuh sapi. Bagi sapi yang sudah terkontaminasi zat logam, paling tidak harus dikarantina selama kurang lebih satu sampai tiga bulan," katanya.
Ia mengimbau masyarakat juga mewaspadai sapi yang berasal dari kawasan TPA Piyungan karena sapi yang terus-menerus memakan sampah dan zat mengandung logam dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia, salah satunya penyakit kanker. "Kami memang belum dapat melakukan pengawasan ke wilayah mana saja sapi asal TPA Piyungan didistribusikan, kemungkinan besar sapi-sapi tersebut didistribusikan ke daerah di luar DIY," kata Witanta.
Oleh sebab itu, untuk mencegah masyarakat Bantul mengonsumsi sapi yang berasal dari TPA Piyungan, pihaknya mengimbau agar jeroan sapi tidak dikonsumsi, atau lebih baik dibuang agar tidak menimbulkan penyakit.
Sementara itu, Slamet, seorang warga di sekitar TPA Piyungan yang sebelumnya sempat memelihara sapi mengatakan bahwa sapi-sapi yang digembalakan di sekitar TPA ada sekitar 1.500 sapi. Bila ada yang ingin menjual, belantik akan datang ke lokasi. "Sebagian besar sapi-sapi asal TPA Piyungan dijual ke wilayah DIY. Biasanya, setidaknya ada sepuluh sapi yang dijual dalam sebulan. Namun, saat Iduladha bisa sampai 20 sapi yang dijual," kata Slamet.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Pemerintah minta masyarakat lawan pembajakan dengan akses buku legal di Indonesia
Sabtu, 18 Mei 2024 14:01 Wib
Pemerintah minta lokasi pengungsian korban lahar dingin Sumbar dipindah
Jumat, 17 Mei 2024 0:20 Wib
Menhan Prabowo minta semua pihak memperkuat mitigasi kebencanaan
Kamis, 16 Mei 2024 12:48 Wib
Pemerintah ungsikan warga dari sungai jalur lahar hujan Gunung Marapi, Sumbar
Kamis, 16 Mei 2024 7:09 Wib
Komunitas aktivis milenial minta pemerimh atasi kenaikan UKT di PTN
Kamis, 16 Mei 2024 4:51 Wib
Pemerintah minta masyarakat pada 27 dan 28 Mei 2024 cek arah kiblat
Rabu, 15 Mei 2024 10:51 Wib
KNKT minta sekolah di Indonesia pilih bus wisata resmi hindari kecelakaan
Minggu, 12 Mei 2024 14:43 Wib
Pemerintah minta instruktur pelatihan vokasi di Indonesia tingkatkan kompetensi
Kamis, 9 Mei 2024 20:52 Wib