Jogja (Antara Jogja) - Diplomat harus memiliki karakter kuat agar dapat melaksanakan tugas diplomasi dengan baik, kata Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Muhammad Hery Saripudin.
"Karakter kuat adalah aset utama yang harus dimiliki seorang diplomat, karena dia berhadapan dengan banyak orang di berbagai belahan dunia," katanya di hadapan mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu.
Menurut dia, diplomat masih dinilai eksklusif di Indonesia. Hal itu wajar, karena diplomat dipilih melalui seleksi yang cukup ketat dengan kriteria tertentu.
Oleh karena itu, kata dia, menjadi seorang diplomat dituntut mempunyai kepribadian yang bisa digunakan untuk tugas-tugas diplomat. Indonesia saat ini mempunyai sebanyak 1.965 diplomat.
"Angka itu masih kurang karena jumlah penduduk Indonesia sekitar 253 juta jiwa. Jadi, diplomat masih dibutuhkan dan yang dipilih adalah calon yang memiliki karakter terbaik," katanya.
Ia mengatakan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) kini hanya memiliki 1.965 diplomat. Jumlah tersebut dinilai kurang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 253 juta," katanya.
"Hal itu menunjukkan peluang untuk menjadi diplomat masih tinggi dan dibutuhkan calon diplomat yang tidak hanya mempunyai pengetahuan politik luar negeri tetapi juga memiliki karakter terbaik agar bisa memenuhi kebutuhan diplomasi Indonesia," katanya.
Menurut dia, mahasiswa jika tertarik menjadi diplomat bisa membekali diri dengan membaca dan memahami tugas dan tanggung jawab diplomat, dan menguasai teknik-teknik yang digunakan dalam berdiplomasi seperti teknik komunikasi, psikologi, dan mampu membaca suasana dalam pengkondisian saat sedang berdiplomasi.
"Dengan demikian, diplomat Indonesia akan kemampuan yang bisa diandalkan dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi," katanya.
(B015)