Rejowinangun gelar tradisi "wiwit pari" awali panen

id panen

Rejowinangun gelar tradisi "wiwit pari" awali panen

ilustrasi (Foto ANTARA/Mamiek)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Kampung wisata agro edukasi Rejowinangun Kecamatan Kotagede Yogyakarta menghidupkan kembali tradisi leluhur yang biasanya dilakukan untuk mengawali panen padi yaitu "wiwit pari".

"Oleh para leluhur, upacara `wiwit pari` ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur karena pada jaman dulu, bisa menanam padi hingga akhirnya panen adalah hal yang sangat luar biasa," kata Ketua Kampung Wisata Agro Edukasi Rejowinangun Agus Budi Santoso di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, kegiatan upacara tradisi "wiwit pari" tersebut sudah dilakukan untuk kedua kalinya di Rejowinangun. Ia berharap, upacara tradisi tersebut dapat terus dilestarikan dan dilakukan setiap kali petani akan mengawali panen.

Saat ini, lanjut dia, upacara adat "wiwit pari" sudah semakin jarang dilakukan oleh petani, khususnya petani di Kota Yogyakarta karena lahan pertanian yang ada terbatas dan semakin berkurang dari tahun ke tahun.

"Oleh karena itu, saat upacara `wiwit pari` kali ini, kami melibatkan siswa taman kanak-kanak agar mereka mengetahui tradisi ini dan ikut melestarikannya," katanya yang menyebut Rejowinangun memiliki lahan pertanian terluas di Kota Yogyakarta.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Imam Priyono memperoleh kesempatan untuk memanen padi dalam upacara adat tersebut. Padi yang dipanen adalah padi varietas unggul yaitu dari jenis IR 64.

Imam mengatakan, upacara adat ini perlu dilestarikan dan diperkenalkan ke generasi muda agar tidak hilang begitu saja.

"Upacara ini juga merupakan wujud gotong royong di masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama," katanya.

Ia pun berharap, petani di Rejowinangun bisa terus meningkatkan produksi padinya dan terus berkomunikasi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta agar pemberdayaan petani bisa dilakukan lebih optimal.

Kegiatan upacara adat tersebut diawali dengan kirab dari masyarakat yang mengenakan pakaian tradisional lengkap dengan caping dan membawa berbagai sesaji dari hasil bumi seperti buah-buahan dan sayur.

Setelah dilakukan doa bersama, kegiatan panen pun dilakukan. Panen dilakukan di bagian sawah yang memiliki hasil padi terbaik. Setelahnya, seluruh masyarakat menyantap nasi lengkap dengan lauk ikan asin yang sudah disediakan di dalam wadah dari daun pisang.
(E013)



Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024