HIPSI Kulon Progo selenggarakan "ngaji bisnis"

id santri

HIPSI Kulon Progo selenggarakan "ngaji bisnis"

Ilustrasi santri (Foto antarafoto.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Himpunan Pengusaha Santri Indonesia Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama Pengurus Cabang Nadlatul Ulama menyelenggarakan "ngaji bisnis" dan meluncuran gerakan ekonomi NU.

"Pengajian bisnis menghadirkan K.H. Muhammad Yusuf Chudlori yang akan memberikan motivasi kepada para santri agar mandiri dalam berwirausaha," kata Ketua Panitia Penyelenggara "Ngaji Bisnis" Ulinnuha di Kulon Progo, Kamis.

Rencananya ngaji bisnis pada hari Minggu (10/1), kata dia, akan diikuti 600 peserta, kemudian dilanjutkan peletakan batu pertama pembangunan pesantren entrepreneur di Berenan Bendungan.

Pesantren dengan luas lahan 1.100 meter persegi ini akan menggodok santri menjadi usahawan secara cuma-cuma. Anak didiknya dibagi 15--25 orang tiap angkatan, masing-masing mendapat kurikulum entrepreneur selama dua pekan.

"Mereka akan menginap selama dua pekan, diberikan teori tentang bisnis oleh kader Nadlatul Ulama (NU) yang sudah menjadi praktisi. Mereka juga berkesempatan praktik langsung dengan disertai pendampingan," katanya.

Menurut Ulinnuha, para santri perlu diberikan pendidikan bisnis mengingat saat ini pertumbuhan entrepreneur di Indonesia relatif sangat rendah.

"Kulon Progo sedang menuju kota metropolitan sehingga generasi mudanya harus disiapkan menjadi entrepreneur agar peluang-peluang bisnis di Kulon Progo tidak diambil masyarakat luar daerah," katanya.

Ketua Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) Kulon Progo Suharyanto Lukito mengatakan bahwa pihaknya bersama NU memproklamirkan gerakan ekonomi NU untuk umat, yakni berupa usaha koperasi konsumen yang diberi nama Koperasi Komsumen Nusantara Makmur.

"Koperasi Komsumen Nusantara Makmur akan bergerak sebagai lembaga ekonomi yang mandiri profesional dan maju untuk kepentingan dan pemberdayaan masyarakat," kata Suharyanto.

Selain diberikan pendidikan agama, kata dia, santri harus dididik menjadi pebisnis demi peningkatan ekonomi mereka.

"Tidak ada batasan usia. Namun, memang kami khususkan santri NU karena selama ini mereka tertinggal dalam dunia usaha sebagai dampak keterbatasan pergaulan dan lingkungan. Kepercayaan diri mereka harus ditingkatkan agar bisa berkembang," katanya.

(KR-STR)