Kulon Progo (Antara Jogja) - Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Banyuroto menjadi tempat edukasi dan rekreasi masyarakat.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kulon Progo Suharjoko di Kulon Progo, Kamis, mengatakan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Banyuroto yang luasnya 2,6 hektare potensial dikembangkan menjadi pusat edukasi dan rekreasi bagi masyarakat.
"TPAS Banyuroto sangat memungkinkan dijadikan TPA Edukasi karena terdapat pemanfaatan gas metan yang disalurkan pada 20 kepala keluarga di sekitar TPA," kata Suharjoko.
Ia mengatakan lokasi geografis TPAS Banyuroto sangat bagus. Menurutnya, TPAS Banyuroto sangat memungkinkan menjadi tempat eduksi karena gas metannya sudah diambil disalurkan ke warga.
Selain itu, ada mesin skala laboratorium yang mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar. Dua modal ini dapat menjadi pembelajaran, namun perlu ada penghijauan di sekitar TPA. Kalau ada taman yang bagus, dan TPA bukan menjadi tempat yang busuk tapi menjadi tempat yang enak didatangi.
"Kami berharap TPA menjadi tempat edukasi dapat terwujud. Kalau terwujud akan menjadi penyumbang nilai meraih Adipura. Kalau TPA sudah menjadi tempat rekreasi dan edukasi, serta tidak ada timbuhan sampah besar, tentu untuk meraih Adipura bukan persoalan sulit," katanya.
Namun demikian, ia mengakui untuk mewujudkan TPAS Banyuroto menjadi tempat rekreasi dan edukasi terkendala anggaran.
"Anggaran tidak besar, namun kami tetap bersyukur masih diberi anggaran," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Hamam Cahyadi mengatakan fasilitas TPAS Banyuroto masih minim, teknologi yang digunakan juga masih tradisional, dan menggunakan tanah urug.
"Sampah dapat digunakan menjadi gas metan dan tenaga listrik. Kami minta ada upaya baru dalam pengolahan sampah, yakni menggunakan teknologi baru," kata Hamam.
Menurut dia, penanganan sampah menjadi salah satu kunci Kota Wates memperoleh Adipura. Selama ini, masalah sampah menyebabkan kegagalan memperoleh adipura.
"Komisi III mendorong, pemkab segera menyiapkan apa yang dibutuhkan TPAS Banyuroto, mulai dari pengolahan sampah, volume dan daya tampung TPA sampai pengujian cemaran air limbah yang dilakukan secara berkala," katanya.
Selain itu, kata Hamam, bank sampah yang menjadi unggulan pemberdayaan masyarakat dapam upaya mengurangi sampah di Kota Wates, perlu segera mendapat perhatian serius. Disisi lain, banyak kendala tentang pemberian hibah kepada masyarakat, agar disiasati. Sehingga bank sampah di masyarakat tetap eksis dan bermanfaat.
"Bank sampah di Kota Wates bertujuan mengurangi produksi sampah. Bank ini membutuhkan dukungan pemerintah. Untuk itu, perlu upaya strategis untuk menjaganya dan mendapat Adipura," katanya.
KR-STR