Yogyakarta fokus budi daya benih ikan hias

id ikan hias

Yogyakarta fokus budi daya benih ikan hias

Ikan hias Seorang konsumen sedang memilih ikan hias di Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasty), Yogyakarta, Rabu (14/12). Ikan hias berbagai jenis dijual pada kisaran harga Rp 5-40 ribu tergantung jenis dan ukuran. (Foto ANTARA/IRFAN ADI SAPU

Yogyakarta  (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta akan memfokuskan pembinaan usaha budi daya benih ikan hias dibanding ikan konsumsi untuk menyiasati keterbatasan lahan di kota tersebut.

"Luas lahan di Kota Yogyakarta sangat terbatas. Oleh karena itu, agar usaha perikanan tetap bisa dijalankan, salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah pada usaha budi daya benih ikan hias," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, budi daya benih ikan hias dapat dijalankan dengan memanfaatkan lahan yang tidak terlalu luas, bahkan bisa dijalankan dari pekarangan warga.

"Kami pun memiliki Balai Benih Ikan di Nitikan yang fokus pada pembenihan ikan hias. Setiap hari, ada saja permintaan dari pedagang untuk benih ikan hias. Prospeknya bagus meskipun baru skala lokal," katanya. Ikan hias yang cukup diminati pasar di antaranya adalah ikan koi dan ikan mas koki.

Selain di Balai Benih Ikan di Nitikan, Dinas Pertanian dan Pangan juga memiliki "sub raiser" ikan hias yang ada di kompleks Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy).

Salah satu benih ikan hias yang dikembangkan di "sub raiser" Pasthy adalah benih ikan Arwana. Dinas Pertanian dan Pangan melakukan pembelian benih dari Magelang kemudian dibesarkan di "sub raiser" hingga usia tertentu untuk dijual kembali.

Selain di bidang perikanan, Dinas Pertanian dan Pangan tengah mencoba mengembangkan "reaktor cacing sutra" untuk peternak sapi dengan memanfaatkan kotoran sapi.

"Meskipun populasi sapi di Yogyakarta kecil, tetapi kami sedang mencoba memberikan pelatihan untuk para peternak. Harapannya, kotoran sapi yang biasanya tidak bisa digunakan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan cacing sutra yang memiliki nilai ekonomis," katanya.

Peternak sapi di Kota Yogyakarta hanya berada di beberapa wilayah, di antaranya Rejowinangun dan Tegalrejo. Populasi sapi di Kota Yogyakarta tercatat sekitar 200 ekor.

Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta menyiapkan anggaran sekitar Rp1,6 miliar sepanjang tahun ini untuk membiayai seluruh kegiatan pembinaan usaha dan budi daya kehewanan dan perikanan.

(U.E013)
Pewarta :
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2024