Kemenkes mendorong bertambahnya satu rumah satu jumantik

id jumantik

Kemenkes mendorong bertambahnya satu rumah satu jumantik

Ilustrasi petugas jumantik (Foto Antara)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendorong bertambahnya gerakan satu rumah satu jumantik di seluruh Indonesia untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD).

"Kami maksudkan peningkatan kesadaran masyarakat dimulai dari rumah nanti dari rumah tangga, rumah warga, desa, jadi daerah itu bebas dari vektor (serangga penular penyakit)," Kepala Sub Direktorat Arbovirosis Kementerian Kesehatan RI Guntur Argana, Jakarta, Selasa.

Dia menuturkan saat ini ada 107 kabupaten dan kota yang sudah melakukan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik ) dari jumlah keseluruhan 549 kabupaten dan kota yang ada di Indonesia.

Gerakan satu rumah satu jumantik itu telah dimulai sejak 2014. Dia mengatakan gerakan itu akan mendorong pemberantasan sarang nyamuk sehingga membantu pengendalian vektor atau serangga penular penyakit DBD.

"Siapa sih yang perhatikan rumah kita kalau tidak kita sendiri," tuturnya.

Dia mengatakan edukasi kepada masyarakat juga harus melibatkan kepala lurah atau desa, pejabat-pejabat daerah dan sumber daya manusia yang kompeten untuk mengajarkan pengendalian vektor.

"Kami dorong teman-teman daerah untuk mengembangkan sosialisasi," ujarnya.

Pusat kesehatan masyarakat juga turut bekerja sama untuk mempromosikan upaya-upaya preventif dalam penanggulangan DBD.

Sebelumnya, Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Kementerian Kesehatan RI Suwito menuturkan secara nasional target angka kesakitan atau kasus DBD di Indonesia yakni 49 per 100 ribu penduduk. Sementara, capaian Indonesia pada 2017 yakni 26,10 per 100 ribu penduduk.

Angka kesakitan atau Incidence Rate (IR) di 34 provinsi di Indonesia pada 2015 mencapai 50,75 per 100 ribu penduduk, dan IR di 2016 mencapai 78,85 per 100 ribu penduduk. Angka ini masih lebih tinggi dari target IR nasional yaitu 49 per 100 ribu penduduk.

Kemenkes mencatat sebanyak 493 penderita DBD meninggal pada 2017, dan 1.598 kematian akibat DBD pada 2016.

Sementara, dari Januari hingga pertengahan Juli, ada sebanyak 120 penderita DBD yang meninggal berdasarkan data yang masuk dari seluruh provinsi di Indonesia ke Kemenkes.

Lebih lanjut Suwito mengatakan ada empat provinsi yang memiliki IR di atas target nasional yakni Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Bali.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2025