Yogyakarta (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta mengintensifkan Gerakan Satu Sumah Satu Jumantik untuk mengantisipasi ledakan penularan penyakit demam berdarah dengue pada musim hujan ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Drg Daryanto Chadorie BSc MKes, di Yogyakarta, Rabu, mengatakan gerakan itu dilakukan untuk memantau keadaan jentik nyamuk dalam air pada tampungan di setiap rumah warga.
"Program ini merupakan program nasional dan dilaksanakan sejak 2014," katanya lagi.
Menurutnya, orang yang menjadi Jumantik atau juru pemantau jentik bisa dari salah satu anggota keluarga. Paling tidak dalam satu rumah harus ada satu jumantik.
Data hasil pantauan air dalam penampungan kemudian dilaporkan kepada petugas pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) setempat.
Jika hasil pemantauan menunjukkan terdapat banyak jentik nyamuk yang berkembangbiak dalam tampungan air itu, risiko keluarga bersangkutan terserang demam berdarah dengue tinggi sehingga harus dilakukan pembersihan.
"Pembersihan dilakukan untuk mengantisipasi penularan penyakit DBD terhadap keluarga itu. Selain itu, warga juga harus melakukan program lain seperti fogging atau pengasapan," katanya pula.
Menurut dia, fogging harus dilakukan berdasarkan standar World Health Organization (WHO) dan bisa dilakukan apabila ada warga yang menderita DBD dengan hasil laboratorium positif di lokasi.
Selain itu, Angka Bebas Jentik di lingkungan tersebut harus kurang dari 95 persen, dan pengasapan dilakukan pada radius 100 meter dari tempat terjadi kasus demam berdarah.
Ia mengingatkan, melakukan fogging sembarangan yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan persyaratan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.
Sedangkan penanganan melalui fogging tidak bisa membunuh jentik-jentik nyamuk melainkan hanya membunuh nyamuk dewasa. Karena itu, fogging harus dilakukan dengan persyaratan tertentu supaya tidak terjadi resistensi pada nyamuk.
Terlalu sering melakukan pengasapan, katanya pula, membuat nyamuk bisa mengalami resistensi terhadap insektisida.
Hasil riset di Gunung Kidul menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis insektisida yang disemprotkan ke nyamuk namun tidak mempan dan tidak berpengaruh terhadap nyamuk itu.
"Penanganan yang paling mujarab dengan Program Pemberantasan Sarang Nyamuk, 3M Plus yaitu menguras, menutup, mengubur dan melakukan upaya lainnya, seperti pembersihan saluran air hujan yang mampet, mengganti air yang ada di tempat penampungan air secara periodik 2--3 kali dalam satu minggu, dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat," katanya pula.
KR-HRI
Berita Lainnya
Dinkes Sleman mengoptimalkan kader jumantik cegah kasus DBD
Selasa, 26 Maret 2024 10:33 Wib
Dinkes Kota Yogyakarta giatkan satu rumah satu jumantik antisipasi DB
Jumat, 11 November 2022 16:04 Wib
Dinkes Kulon Progo mengaktifkan kembali jumantik cegah DBD
Jumat, 12 November 2021 19:44 Wib
Kemenkes mendorong bertambahnya satu rumah satu jumantik
Rabu, 18 Juli 2018 0:33 Wib
Dinkes ajak masyarakat galakkan jumantik mandiri keluarga
Kamis, 8 September 2016 23:12 Wib
Jumantik "bocah" efektif tekan DBD
Sabtu, 30 Juli 2016 21:02 Wib
Pemkab Gunung Kidul canangkan keluarga pemantau jumantik
Rabu, 1 Juni 2016 21:45 Wib
Dinkes: setiap satu rumah harus ada jumantik
Senin, 7 Maret 2016 12:06 Wib