Perajin batik DIY didominasi warga Bantul

id Perajin batik

Perajin batik DIY didominasi warga Bantul

Perajin batik Dusun Giriliyo, Desa Wukirasri, Bantul, Yogakarta. (Foto Antara/Deni Priyatin/ags/15)

Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan industri kerajinan batik yang ada di wilayah provinsi ini sebagian besar dari Kabupaten Bantul. 
     
"Bantul merupakan kabupaten dengan perajin terbesar dan terbanyak di DIY, termasuk perajin batik juga terbanyak di DIY," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) DIY Tri Saktiyana di Bantul, Sabtu.
     
Oleh karena itu, kata dia, Pemda DIY memberikan apresiasi dan terus mendukung  Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bantul yang membina perajin batik yang umumnya berada di rumah produksi pada sentra-sentra perajin batik. 
     
"Kami juga ingin perajin batik di Bantul selain memiliki peningkatan komersial juga memperdalam pemahaman kulturalnya dan enviromentalnya, lingkungan harus dijaga ketika membuat pewarna dengan mengolah bahan pewarna secara baik," katanya.
     
Tri Saktiyana juga mengatakan, sebagai salah satu upaya pemerintah daerah dalam memajukan dan memberdayakan perajin batik di antaranya dengan pameran produk batik yang dikemas dalam Gebyar Batik Bantul pada 31 Agustus-2 September 2018 di pendopo Bantul. 
     
Gebyar Batik Bantul yang digelar selama tiga hari tersebut diikuti sebanyak 75 stan batik yang terdiri 52 stan dari Bantul, lima stan dari Sleman, empat stan dari Gunung KIdul, empat stan dari Kulon Progo, lima stan dari Kota Yogjakarta dan lima stan mewakili DIY.
     
"Gebyar Batik Bantul yang diawali dengan atraksi membatik oleh siswa SD ini merupakan upaya dari kita semua baik DIY maupun Kabupaten Bantul dalam rangka menyejahterakan masyarakat Bantul dan DIY pada umumnya," katanya. 
     
Dia juga mengatakan, Gebyar Batik Bantul diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung pelaksanaan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2018 sebagai upaya untuk mempertahankan predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia. Tahun ini JIBB mengusung tema 'Innovation for Sustainable Future'.
     
"Dari penghargaan dunia kepada Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia pada 2014, juga menyatakan bahwa batik merupakan warisan budaya tak benda, karena batik secara tersirat bisa bicara tentang potensi tiap-tiap daerah yang mempunyai corak batik khas," katanya.***3***